"Kalau bicara kemandirian maka kita mempunyai potensi yang kuat untuk bebas dari ketergantungan mutlak dari siapa pun sehingga Indonesia harus menjadi negara yang sejahtera," kata Presiden.
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta Ikatan Cendekiawan Muslimin Indonesia (ICMI) untuk mengkaji strategi dan konsep-konsep pembangunan karena ternyata sekalipun pembangunan telah berjalan, namun tetap terjadi kesenjangan pembangunan yang cukup besar serta belum meratanya kemajuan. "Kemajuan belum merata dan kesenjangan yang menganga (lebar, red)," kata Yudhoyono di Jakarta, Jumat malam, ketika membuka Rapat Majelis Pengurus Pusat ICMI yang akan berlangsung hingga 23 April. Pada acara yang dihadiri pula mantan Presiden BJ Habibie yang merupakan Ketua Dewan Kehormatan ICMI, dengan tegas Kepala Negara membenarkan bahwa belum meratanya pembangunan serta masih terjadinya kesenjangan yang lebar itu disaksikannya saat mendatangi berbagai daerah di tanah air. Presiden yang berbicara tanpa teks menyebutkan tujuan pembangunan bukanlah sekedar mengejar tingginya pendapatan per kapita atau tingginya Produk Domestik Bruto atau GDP. "Adalah salah kalau pembangunan hanya bertujuan mengejar pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pendapatan per kapita," kata Presiden pada acara yang dihadiri pula Ketua Dewan Penasehat ICMI Jimly Asshidiqie serta Ketua Dewan Pakar ICMI Ginandjar Kartasasmita, serta Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Paskah Suzetta. Tujuan utama pembangunan di semua bidang adalah peningkatan pendidikan, ekonomi, pangan, kesejahteraan sosial serta rasa aman, tegas Kepala Negara. "Masih panjang jalan yang harus kita tuju," kata Kepala Negara pada acara yang juga dihadiri Ketua Dewan Presidium Majelis Pengurus Pusat Marwah Daud Ibrahim. Sementara itu, ketika berbicara tentang permintaannya terhadap pengurus dan anggota ICMI, kepala Negara mengatakan ada beberapa hal yang perlu ditelaah atau dikaji secara mendalam oleh organisasi ini. "Saya minta ICMI untuk menelaah atau mengkaji apakah model pembangunan kita sudah tepat, apakah strateginya sudah tepat dan apakah konsepnya sudah tepat," kata Yudhoyono ketika menjelaskan "pekerjaan rumah atau PR" yang diberikannya kepada para pengurus ICMI. Ditegaskannya, kajian atau telaahan semacam itu bukanlah merupakan hal yang tabu, apalagi ICMI diyakininya mampu melakukan hal itu secara baik. Yudhoyono mengemukakan tugas kepada ICMI itu pasti bisa dilakukan secara baik karena dirinya percaya bahwa para anggota organisasi ini mampu melakukan pencerahan dan pencerdasan terhadap seluruh lapisan masyarakat. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh Kepala Negara untuk mengatakan bahwa seluruh lapisan masyarakat tidak boleh menggantungkan diri sepenuhnya kepada pihak-pihak di luar negeri karena tujuan utama pembangunan adalah mewujudkan kemandirian. "Kalau bicara kemandirian maka kita mempunyai potensi yang kuat untuk bebas dari ketergantungan mutlak dari siapa pun sehingga Indonesia harus menjadi negara yang sejahtera," kata Presiden.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006