Hal yang cukup menggembirakan adalah nilai ekspor periode Januari-April 2012
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan optimistis bahwa produk hortikultura Indonesia mampu bersaing dengan produk hortikultura dari negara lain, kompetitif baik untuk pasar dalam maupun luar negeri.

"Kami optimis bahwa produk hortikultura Indonesia mampu bersaing dengan produk hortikultura dari negara lain," kata Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif Kementerian Perdagangan, Dody Edward, dalam rilis Kemendag yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurut Dody Edward, dari segi rasa, produk hortikultura Indonesia seperti buah-buahan masih unggul tetapi dari segi tampilan masih harus diperbaiki agar lebih menarik bagi konsumen.

Kemendag juga telah bekerja sama dengan Swiss Import Promotion Programme (SIPPO), Kementerian Pertanian, Dinas KUKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung, serta Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI), untuk menggelar lokakarya pelatihan ekspor di Bandung, Rabu (18/7).

Ia memaparkan, kegiatan tersebut dilaksanakan selain untuk meningkatkan kemampuan para eksportir agar dapat menyesuaikan kualitas produknya di negara tujuan ekspor, khususnya wilayah Eropa, juga sebagai upaya penjaringan calon peserta Pameran Fruit Logistica 2013 di Jerman.

Perkembangan ekspor sayuran dan buah Indonesia selama periode 2007-2011 menunjukan tren yang cenderung positif, yaitu sebesar 8,26 persen, dengan negara yang menjadi tujuan ekspor antara lain Singapura, Pakistan, India, China dan Bangladesh.

Sementara pada tahun 2007, nilai ekspor sayuran dan buah Indonesia mencapai 335 juta dolar Amerika Serikat, sementara pada tahun 2011 nilai ekspornya mencapai 493 juta dolar AS.

"Hal yang cukup menggembirakan adalah nilai ekspor periode Januari-April 2012 telah mencapai 152 juta dolar AS atau terjadi peningkatan 10,88 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2011," katanya.

Sebelumnya, pemerintah akan mengatur impor hortikultura seperti buah-buahan, sayuran, bawang, dan produk hortikultura olahan, karena selama ini tidak ada pengaturan sehingga nilai impornya naik.

"Selama ini impor hortikultura tidak pernah diatur. Sepanjang punya angka pengenal importir (API) siapa saja boleh impor dan sekarang akan kami atur," kata Direktur Impor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Arlinda Imbang Jaya dalam acara Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Kebijakan di Bidang Impor di Semarang, Selasa (10/7).

Berdasarkan data Kemendag, nilai impor produk hortikultura terus mengalami peningkatan dari 600,84 juta dolar Amerika Serikat (2006), meningkat menjadi 787,86 juta dolar AS (2007), terus meningkat pada tahun 2008 menjadi 881.62 juta dolar AS, tahun 2009 sekitar 1 miliar dolar AS, tahun 2010 menjadi 1,25 miliar dolar AS, dan tahun 2011 mencapai 1,7 miliar dolar AS.

Untuk produk hortikultura yang paling banyak diimpor selama Januari-Desember 2011 yakni bawang putih dengan nilai 242,4 juta dolar AS, apel (153,8 juta dolar AS), jeruk (150,3 juta dolar AS), dan anggur (99,8 juta dolar AS).

Produk lainnya yang juga hasil impor yakni pir (92,6 juta dolar AS), bawang merah (75,4 juta dolar AS), durian (74,8 juta dolar), kentang segar (47,2 juta dolar AS), dan produk lainnya nilai impornya 724,3 juta dolar AS.

(M040*N008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012