Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik, Ali Armunanto, mengatakan, keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative) lebih pada memastikan stabilitas pangan dalam negeri, dan tidak semata untuk menyelamatkan negara lain dari krisis pangan.

Hal itu dia katakan menanggapi Jokowi yang menjadi media komunikasi dua pemimpin dunia yakni antara Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melalui panggilan telepon terkait pengiriman gandum dari Ukraina dalam Black Sea Grain Initiative.

“Saya rasa bukan semata dalam rangka menyelamatkan krisis pangan global, tetapi juga dalam rangka mengamankan stabilitas pangan dalam negeri,” kata Armunanto, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Jokowi ceritakan isi pertemuan dengan Presiden Zelensky dan Putin

Jokowi, kata dia, mencoba melihat peluang yang bisa menguntungkan Indonesia bila suatu ketika terjadi embargo internasional terhadap Rusia.

Pasalnya, ujarnya, hingga saat ini Rusia masih terus melakukan invasi kepada Ukraina, di mana jika hal tersebut terjadi tidak hanya berimbas pada ancaman krisis pangan namun berimbas pula pada melonjaknya harga minyak dan gas. “Untuk mencegah krisis serta mengambil keuntungan atas embargo internasional terhadap Rusia dengan memanfaatkan harga minyak dan gas yg murah,” ujarnya.

Ia menilai dengan langkah tersebut, Jokowi telah memastikan stabilitas pangan dan energi bagi Indonesia, serta memperkuat kerjasama internasional.

Baca juga: Sekjen PBB minta Putin dan Zelensky bertemu dengannya di Moskow dan Kiev

Dosen ilmu politik Universitas Hasanuddin Makassar itu juga mengatakan aktifnya Jokowi dalam permasalahan Rusia dan Ukraina sangat tepat dan membawa keuntungan bagi Indonesia secara khusus.

Menurut dia, hal itu bisa menciptakan stabilitas ekonomi di Indonesia maupun memperkuat hubungan antara Indonesia-Rusia dan Indonesia-Ukraina. “Di sisi lain stabilitas pangan dan energi akan menciptakan stabilitas ekonomi dan memperkuat stabilitas pemerintahan Jokowi,” kata dia. 

Baca juga: Zelenskyy cemooh Putin atas perang yang dianggap sesuai rencana

Sebelumnya pada Rabu (2/11), Jokowi mengungkapkan bahwa ia sempat menelepon Putin untuk mengapresiasi keputusan sejawatnya itu kembali berpartisipasi dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang bertujuan demi melanjutkan ekspor gandum dari Ukraina.

"Barusan (saya) melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Putin dan membicarakan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Menyambut baik keputusan Rusia bergabung kembali dalam inisiatif ini," cuit Jokowi dalam bahasa Inggris melalui akun Twitter resmi, @jokowi, pada Rabu malam.

Baca juga: Kremlin: Pertemuan Putin-Zelensky hanya jika dokumen perjanjian siap

Sehari setelahnya, Jokowi mengungkapkan bahwa dia dan Zelensky pada Kamis (3/11) sempat membicarakan sejumlah hal seperti situasi di Ukraina hingga kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.

"Berbicara dengan Presiden Ukraina Zelensky terkait dengan situasi di Ukraina dan inisiatif kesepakatan biji-bijian laut Hitam," demikian cuit Presiden dalam bahasa Inggris melalui akun Twitter resminya, @jokowi, Jumat.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022