Solo (ANTARA) - Satwa penghuni Taman Balekambang mulai pindah ke Sriwedari Surakarta, Jawa Tengah, menyusul penataan yang saat ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kepala UPT Taman Balekambang Sumeh di Solo, Senin mengatakan salah satu jenis satwa yang sebagian sudah dipindah ke Sriwedari yakni rusa. Pemindahan sudah dilakukan pada Minggu (6/11) bertepatan dengan hari bebas kendaraan bermotor.

Sumeh mengatakan dari 17 ekor rusa yang ada di Taman Balekambang, sembilan di antaranya sudah dikirim ke Sriwedari. Sedangkan sisanya masih ada di Balekambang.

Selain rusa, ujar dia, beberapa satwa lain juga sudah dipindahkan ke kawasan Taman Sriwedari di antaranya beberapa ekor Burung Merak Hijau dan puluhan ekor angsa yang sebelumnya dilepasliarkan di Taman Balekambang.

Ia mengatakan seluruh satwa tersebut diawasi secara ketat dan dibuatkan pagar agar tidak keluar area Taman Sriwedari.

"Kami kerja sama dengan petugas keamanan dari Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, keamanan Museum Radya Pustaka, dan keamanan Gedung Wayang Orang untuk mengawasi tujuh akses keluar masuk di Taman Balekambang," katanya.

Selain pemindahan satwa, dikatakannya, untuk kegiatan operasional Taman Balekambang seperti kantor dan sejumlah pementasan sementara ini juga dipindah ke lokasi yang sama.

"Kami mulai berkantor di Graha Wisata Niaga (berada di kawasan Sriwedari) sejak September. Sebelum satwa-satwa ini kami pindah, pentas Ketoprak Balekambang dan Sendra Tari Ramayana sementara juga pindah di Gedung Graha Wisata," kata Sumeh.

Sebelumnya, terkait dengan penataan Taman Balekambang, pada kunjungannya ke Solo pekan lalu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan untuk kontrak renovasi Taman Balekambang baru telah ditandatangani dua minggu lalu.

"Kami kembalikan ke kondisi yang dulu. (Balekambang) kami kembalikan ke Kebon Rojo. Bangunan-bangunan banyak dirubuhkan, kembalikan ke taman," kata Basuki Hadimuljono.

Menteri PUPR mengatakan keberadaan taman kota sangat dibutuhkan sebagai wadah sosialisasi masyarakat.

"Kota kalau nggak ada taman, orangnya jadi beringas. Di sini kami bikin orang bercengkerama, bersosialisasi. Kota harus ada (taman), kalau nggak ada karakter orang pasti berubah," kata Basuki.

Baca juga: Dukung G20, Kemenparekraf adakan IWCTF 2022 di Solo

Pewarta: Aris Wasita
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022