Makassar (ANTARA News) - Dialog antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar berlangsung tertutup di kampus universitas tersebut, Minggu, sementara di luar kampus berlangasung aksi unjuk rasa dari elemen mahasiswa. Dialog mahasiswa Unhas dengan Presiden di ruang senat ternyata hanya diikuti 15 orang mahasiswa, sementara Presiden dengan didampingi sejumlah petinggi negara, seperti Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi dan Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Bambang Sutejo. Wartawan yang mencoba meliput tidak diperkenankan mengikuti jalannya dialog, namun sebelum pintu ditutup suasana seperti terlihat tidak seimbang karena ruangan lebih banyak dipenuhi oleh pejabat pusat dan daerah, termasuk aparat keamanan ketimbang mahasiswa dan civitas akademika. Dalam beberapa kunjungan kerja ke daerah yang diikuti dialog dengan mahasiswa setempat ataupun suatu instansi, dialog kerap berlangsung tertutup. Dan dalam areal berlangsungnya dialog, aparat keamanan memasang suatu alat `jaming` untuk meniadakan sinyal sambungan telepon selular. Sementara di luar kampus sekitar 20 mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa sebagai aksi kekecewaan kepemimpinan presiden dalam mengelola negara. Menurut Kapolda Sulsel, Irjen Pol Arianto Boediharjo, aksi unjuk rasa mahasiswa masih tergolong tertib dan merupakan hal yang wajar mengingat kegiatan itu hanya untuk menyampaikan aspirasi dan pesan dari rakyat kepada pemimpinnya. "Wajarlah kalau ada aksi mahasiswa dalam kunjungan Presiden, karena ini merupakan salah satu upaya komunikasi dari rakyat kepada pemimpin negaranya. Apalagi aksi berlangsung damai dan tertib," katanya. Minggu pagi Presiden mencanangkan kegiatan `Indonesia Menanam` sebagai respon terhadap Hari Bumi yang kali ini digelar di kampus Unhas. Pada kesempatan itu, Presiden mengajak seluruh komponen bangsa untuk tidak menunda lagi kegiatan penyelamatan dan pelestarian hutan serta sumberdaya alam lainnya. Presiden mengingatkan saat ini telah terjadi kegiatan pengrusakan yang sungguh memprihatinkan sehingga tidak heran menyebabkan terjadinya bencana alam negara ini. Melalui Gerakan Indonesia Menanam, diharapkan terjadi upaya yang lebih aktif dalam mendorong upaya-upaya penyelamatan dan pelestarian hutan serta sumber daya lainnya. Kegiatan itu ditutup dengan Presiden menanam pohon ebony yang memiliki ekonomi tinggi. (*)

Copyright © ANTARA 2006