Kami berkomitmen untuk melestarikan pengelolaan yang berkelanjutan dan memulihkan ekosistem penting yang kritis ini
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan kesiapan Indonesia mengembangkan ekosistem karbon biru dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Conference of The Parties 27 (COP27).

"Indonesia lebih dari siap untuk mengembangkan ekosistem karbon biru melalui investasi yang komprehensif dengan kemitraan yang efektif dari semua pemangku kepentingan dan mekanisme keuangan terpadu," katanya dalam sambutannya secara daring saat pembukaan talkshow di Paviliun Indonesia, COP27 Mesir, Senin (7/11/2022), dikutip dari keterangannya di Jakarta, Selasa.

Dalam talkshow bertajuk "Mainstreming Investment and Partnership for Blue Carbon Development" itu, Luhut menekankan pentingnya kemitraan dan investasi dalam pengembangan karbon biru. Hal itu lantaran ekosistem laut dan pesisir sangat krusial bagi iklim global.

Indonesia, bersama Brasil dan Republik Demokratik Kongo, merupakan negara yang memiliki kawasan hutan tropis dan lahan basah terluas di dunia. Kekayaan alam itu juga meliputi lahan gambut dan mangrove.

"Kami berkomitmen untuk melestarikan pengelolaan yang berkelanjutan dan memulihkan ekosistem penting yang kritis ini," ujarnya.

Luhut juga mengajak negara-negara dengan hutan tropis terbesar itu untuk berkolaborasi dan memperkuat kemitraan untuk menghadapi tantangan aksi iklim dengan tetap mempertimbangkan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

Indonesia sendiri memiliki sumber daya alam melimpah dan merupakan tuan rumah keanekaragaman hayati laut yang besar.

"Kita memiliki ekosistem mangrove terbesar yaitu sekitar 3,36 juta hektare yang merupakan 23 persen mangrove dunia, dan tiga juta hektare rumput laut serta keanekaragaman hayati terumbu karang di bumi," katanya.

Dalam hal penyimpanan karbon, Luhut menyebut mangrove dianggap sebagai ekosistem yang paling efektif karena kapasitasnya yang tinggi untuk menyerap dan menyimpan karbon atmosfer.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia juga telah menjalankan program rehabilitasi mangrove terhadap 600 ribu hektare untuk mendukung penurunan emisi karbon yang ditargetkan sebesar 31,9 persen tanpa syarat dan 43,2 persen dengan dukungan internasional sebagaimana tercantum dalam enhanced nationally determined contributions (NDC).

"Saya sangat berharap acara ini dapat menyegarkan kembali ide dan komitmen kita untuk melindungi wilayah pesisir kita dan mencapai tujuan pembangunan rendah karbon," ungkap Luhut.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin sampaikan 3 pandangan Indonesia dalam COP27 Mesir
Baca juga: Menteri Trenggono siapkan Program Ekonomi Biru capai target NDC
Baca juga: Bappenas rekomendasikan instrumen yang cocok dalam pendanaan biru

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022