Jakarta (ANTARA) -
PT TBS Energy Tbk (TOBA) memutuskan absen membagikan dividen tahun buku 2023 dan memilih menyisihkan laba bersih sebagai dana cadangan dan laba ditahan sebagai upaya mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan.

Direktur TBS Energy Juli Oktarina menjelaskan, perseroan akan menggunakan laba bersih untuk disisihkan sebagai dana cadangan sebesar 790,65 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp12,57 miliar dan sebesar 7,11 juta dolar AS atau setara Rp113,05 miliar sebagai laba ditahan.

“Alokasi laba bersih ini untuk mendukung diversifikasi bisnis perseroan, termasuk investasi di sektor ketenagalistrikan yang berfokus pada energi baru dan terbarukan, kendaraan listrik, dan pengelolaan limbah," ujar Juli seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) TOBA di Jakarta. Jumat.

Selama tahun 2023, perseroan mencatat total pendapatan senilai 501,3 juta dolar AS atau menurun 21,2 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, laba bersih perseroan tercatat sebesar 20,8 juta dolar AS atau menurun 77,8 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam kesempatan sama, Direktur TBS Mufti Utomo menyampaikan bahwa perseroan terus menunjukkan komitmen kuat dalam transisi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Tahun 2023, kami berhasil mengembangkan dan menambah portofolio hijau kami di sektor
pengelolaan limbah melalui akuisisi AMES dan ARAH, mendapatkan kontrak jual beli listrik energi baru terbarukan melalui proyek PLTS Terapung (46 MWp) di Batam, meluncurkan motor listrik Electrum H5, dan mencatat performa keuangan yang sehat dari sektor pembangkit listrik," ujar Mufti.

Ia melanjutkan, strategi diversifikasi bisnis perseroan telah membuahkan hasil positif, yang mana sektor pembangkit listrik mencatatkan peningkatan pendapatan 25,53 persen (yoy) mencapai 59,17 juta dolar AS

"Kontribusi dari segmen ini sangat penting dalam menstabilkan kondisi keuangan perseroan di tengah fluktuasi harga batu bara," ujar Mufti.

Sementara itu, pendapatan dari penyewaan kendaraan listrik meningkat 189,2 persen (yoy) menjadi 217,99 ribu dolar AS dan bisnis pengelolaan limbah menghasilkan pendapatan 3,18 juta dolar AS pada tahun 2023.

Dalam kesempatan sama, SVP Corporate Strategy & Investor Relations TBS Nafi Sentausa optimistis terhadap prospek perseroan pada 2024, mengacu pada hasil positif dari akuisisi dan ekspansi bisnis baru yang mulai terlihat di awal tahun.

“Dari sektor pengelolaan limbah, akuisisi AMES yang menguasai 75 persen pangsa pasar limbah medis di Singapura, dan ARAH dengan kapasitas pengolahan lebih dari 38 ton sampah per hari, hingga peluncuran motor Electrum H5 dan pengembangan proyek Mini Hidro di Lampung serta PLTS Waduk Tembesi, memberikan kami kepercayaan untuk menatap tahun 2024 dengan optimisme tinggi," ujar Nafi.

Selain itu, dalam RUPST, perseroan mengangkat kembali Bacelius Ruru sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen, Djamal Attamimi sebagai Komisaris, dan Ahmad Fuad Rahmany sebagai Komisaris Independen.

"Pengangkatan kembali ini dilakukan seiring dengan berakhirnya masa jabatan mereka sebelumnya, dan dimaksudkan untuk memperpanjang masa tugas mereka di jajaran Dewan Komisaris," ujar Nafi.

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024