London (ANTARA) - Inggris berencana menawarkan pinjaman baru untuk mendukung negara-negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, termasuk opsi untuk menunda pembayaran utang jika terjadi bencana, demikian menurut kementerian keuangan negara itu, Selasa (8/11).

Badan Kredit Ekspor Inggris, UK Export Finance (UKEF), akan memberikan pinjaman semacam itu kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang pulau kecil, menurut Departemen Keuangan Inggris.

Rincian mengenai rencana penawaran pinjaman itu akan disampaikan Pemerintah Inggris pada konferensi tingkat tinggi (KTT) Iklim COP27 yang berlangsung di Sharm el-Sheikh, Mesir.

KTT COP27 akan berisi diskusi antara para pemimpin dunia yang sejauh ini berfokus pada pentingnya negara-negara kaya untuk berbuat lebih banyak untuk membantu negara-negara berkembang menghadapi dampak terburuk dari pemanasan global.

"Saya bangga bahwa Pembiayaan Ekspor Inggris adalah lembaga kredit ekspor pertama di dunia yang menawarkan pinjaman yang menangguhkan pembayaran layanan utang untuk negara-negara yang terkena bencana iklim dan bencana alam," kata Menteri Muda Keuangan Inggris James Cartlidge dalam sebuah pernyataan.

Proposal penawaran dari Inggris tersebut akan memungkinkan negara-negara yang rentan untuk menunda pembayaran utang guna membebaskan sumber daya agar dapat dipakai untuk mendanai bantuan bencana, kata Kementerian Keuangan Inggris.

Sumber: Reuters
Baca juga: Bank sentral Inggris: Pemberi pinjaman harus siap hadapi badai ekonomi
Baca juga: Truss menyukai pemotongan pajak ketimbang pemberian bantuan langsung
Baca juga: Inggris janjikan Rp 2 triliun bantu negara rentan atasi Omicron

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022