Singapura (ANTARA) - Dolar melemah di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, karena para pedagang menunggu hasil dari pemilu sela di AS dan data inflasi yang dapat mengecewakan harapan untuk perlambatan kenaikan suku bunga, sementara pasar uang kripto berusaha untuk stabil setelah berita bailout bursa kripto FTX.

Greenback telah berada di bawah tekanan dari sentimen pelonggaran kembali Federal Reserve di tengah kenaikan suku bunga dan pembukaan kembali China serta mendorong pertumbuhan.

Dolar menyentuh posisi terendah multi-minggu terhadap euro, dolar Australia dan dolar Selandia Baru semalam, kemudian turun dari level tersebut di awal sesi Asia.

Dolar terakhir diperdagangkan pada 1,1006 dolar per euro dan dibeli 145,20 yen, turun di bawah rata-rata pergerakan 50 hari terhadap yen untuk pertama kalinya dalam hampir tiga bulan.

Indeks dolar AS, yang menuju tahun terbaiknya dalam hampir empat dekade, turun sekitar 0,9 persen sejauh minggu ini dan melayang di 109,73 pada Rabu pagi.

"Kita semua tahu dolar mungkin akan berbalik di beberapa titik - kapan adalah pertanyaan besarnya," kata analis mata uang Bank of Singapore, Moh Siong Sim.

"Pandangan saya mundurnya (dolar) adalah konsolidasi, bukan akhir dari tren naik dolar, dan karena saya pikir The Fed masih belum selesai dengan pertarungan inflasi kecuali data benar-benar memberi kita kenyamanan bahwa inflasi akan mereda untuk selamanya."

Hasil pemilihan paruh waktu awal menunjukkan beberapa senator Republik dengan mudah memenangkan pemilihan ulang. Investor memperkirakan kemenangan Partai Republik, dan beberapa analis melihat kemungkinan kebuntuan Kongres sebagai sedikit negatif untuk dolar jika membatasi pengeluaran fiskal.

Hasil pemilihan paruh waktu bisa memakan waktu berhari-hari untuk muncul. Pada Kamis (10/11/2022), data inflasi AS akan dirilis dan para ekonom memperkirakan perlambatan laju inflasi tahunan menjadi 8,0 persen.

"Meskipun The Fed akan segera memperlambat laju pengetatannya, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata analis di ANZ Bank.

Dolar Australia berada di bawah tertinggi semalam dan hanya di bawah 0,65 dolar AS pada 0,6496 dolar AS di perdagangan pagi. Dolar Selandia Baru melemah 0,1 persen menjadi 0,5951 dolar AS.

Sterling bertahan di 1,1539 dolar.

Pasar uang kripto telah mengalami beberapa hari yang liar, dan berusaha menemukan landasan di sesi Asia setelah bursa kripto Binance mengumumkan rencana untuk membeli saingannya bursa kripto FTX dalam sebuah bailout (dana talangan). Lonjakan penarikan telah membuat FTX kesulitan.

Token asli FTX terjun bebas pada Selasa (8/11/2022) dan bitcoin kehilangan 12 persen. Bitcoin terakhir stabil di 18.398 dolar AS.


Baca juga: Dolar tergelincir ketika imbal hasil obligasi Jerman memperkuat euro
Baca juga: Indef ingatkan kondisi cadangan devisa Indonesia yang kian tergerus
Baca juga: Rubel turun tipis terhadap dolar, mundur dari tertinggi dua minggu

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022