Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia melemah pada awal perdagangan Selasa, menyerahkan beberapa kenaikan yang dibuat di sesi sebelumnya dan mundur dari posisi tertinggi lebih dua minggu terhadap dolar.

Pada pukul 08.05 GMT rubel melemah 0,2 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan di 61,13, turun dari 60,8625, titik terkuat sejak 21 Oktober.

Rubel juga telah kehilangan 0,1 persen untuk diperdagangkan pada 60,96 versus euro dan telah menguat 0,4 persen terhadap yuan menjadi 8,38.

"Kami memperkirakan rubel akan melemah selama perdagangan," kata Kepala Analis Banki.ru Bogdan Zvarich. "Koreksi pada pasar energi dan pasokan mata uang asing yang lebih rendah dari eksportir dapat memberikan tekanan pada rubel."

Rubel adalah mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini, didukung oleh kontrol modal dan penurunan impor awal sebagai akibat sanksi Barat terhadap Rusia atas tindakannya di Ukraina, dan sejumlah perusahaan asing menghentikan operasi di negara itu.

Baca juga: Rubel Rusia "rebound" terhadap dolar setelah libur panjang akhir pekan

Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina pada Selasa mengatakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk lebih melunakkan kontrol modal.

Pasar juga fokus pada pemilihan paruh waktu AS di kemudian hari.

Harga minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 97,6 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia jatuh setelah naik ke tertinggi selama berminggu-minggu pada pembukaan pasar.

Indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,6 persen menjadi diperdagangkan pada 2.195,0 poin, sebelumnya mencapai 2.221,13 poin, posisi terkuat sejak 20 September. Indeks RTS dalam mata uang dolar turun 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 1.130,9 poin, turun dari tertinggi lebih dari lima minggu.

Baca juga: Rubel bergerak melemah, saham Rusia mundur dari tertinggi 5-minggu

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022