Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia stabil mendekati 96 terhadap dolar pada awal perdagangan Kamis, mengurangi penurunannya karena dukungan peningkatan penjualan mata uang asing oleh bank sentral dan ekspektasi bahwa suku bunga dapat dinaikkan lagi pada pertemuan Jumat (15/9/2023).

Bank sentral menaikkan suku bunga rubel sebesar 350 basis poin menjadi 12 persen pada bulan lalu, sebagai respons terhadap anjloknya nilai tukar rubel melewati angka 100 terhadap dolar, dan sebagian besar analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan lagi pada Jumat (15/9/2023), meskipun para CEO dari dua bank terbesar di Rusia cenderung mendukung mempertahankan suku bunga.

Pada pukul 07.32 GMT, rubel menguat 0,1 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 96,16 dan menguat 0,1 persen hingga diperdagangkan pada 103,29 versus euro. Mata uang Rusia juga menguat 0,2 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 13,20.

Rubel didukung oleh bank sentral yang meningkatkan penjualan mata uang asing sembilan kali lipat selama seminggu sejak 14 September hingga setara dengan 21,4 miliar rubel (222,7 juta dolar AS) per hari.

Mereka menghubungkan langkah tersebut dengan rencana penebusan Eurobond Rusia senilai 3 miliar dolar AS pada 16 September, dengan mengatakan bahwa pemegangnya akan dibayar dalam rubel dan beberapa di antaranya diperkirakan akan berusaha mengkonversinya ke mata uang asing.

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada forum ekonomi di timur jauh Rusia pada Selasa (12/9/2023) bahwa pengembalian mata uang asing yang “tertahan” oleh eksportir telah menempatkan rubel di bawah tekanan, namun berjanji tidak akan melakukan tindakan mendadak, seperti kembalinya kontrol modal, untuk membatasi volatilitas rubel saat ini.

CEO Sberbank, German Gref mengatakan pada minggu ini bahwa rubel “dinilai terlalu rendah secara tidak wajar” dan pihak berwenang tidak melakukan upaya yang cukup untuk menstabilkan mata uang tersebut.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan pada 92,52 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia melemah. Indeks RTS dalam denominasi dolar turun 0,7 persen menjadi diperdagangkan pada 1.023,8 poin. Indeks MOEX Rusia yang berbasis rubel turun 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 3.124,2 poin.

Pada Selasa (12/9/2023), kementerian perekonomian memperbarui prakiraan makroekonominya, memperkirakan inflasi yang lebih tinggi dan melemahnya rubel dalam beberapa tahun mendatang, seiring dengan meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan Rusia untuk berperang di Ukraina.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023