Saat ini nilai rubel terlalu rendah,
Moskow (ANTARA) - Rubel melemah pada awal perdagangan Rabu, kembali melewati level 96 terhadap dolar dan jauh dari level tertinggi dalam enam minggu di sesi sebelumnya, karena investor mencerna komentar Kremlin mengenai mata uang tersebut dan menunggu keputusan suku bunga bank sentral pada Jumat (15/9/2023).

Pada pukul 07.51 GMT, rubel merosot 1,3 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 96,13. Pada Selasa (12/9/2023), rubel telah mencapai 92,4450, titik terkuat sejak 2 Agustus.

Mata uang Rusia juga telah kehilangan 1,3 persen untuk diperdagangkan pada 103,32 versus euro dan melemah 1,5 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 13,19.

Baca juga: Rubel Rusia menguat ke level tertinggi satu minggu terhadap dolar AS

Rubel tampaknya menghentikan penguatan tajamnya setelah komentar puas mengenai posisi dan prospek rubel saat ini dari Presiden Vladimir Putin dan asisten ekonominya Maxim Oreshkin.

Kepala Sberbank, pemberi pinjaman terbesar Rusia, mengatakan rubel melemah tahun ini karena peningkatan tajam impor dan arus keluar modal.

“Saat ini nilai rubel terlalu rendah,” kata German Gref dari Sberbank dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah. “Nilai tukar yang adil akan berada pada level 80-85 rubel (per dolar).”

Rubel jatuh melewati angka 100 terhadap dolar bulan lalu, yang menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga sebesar 350 basis poin menjadi 12 persen pada 15 Agustus dalam pertemuan darurat.

Baca juga: Dolar menguat menjelang rilis data inflasi AS

Sebagian besar ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada Jumat (15/9/2023), namun para bankir terkemuka cenderung memperkirakan menahan suku bunga.

Pada Selasa (12/9/2023) malam, Kementerian Perekonomian memperbarui prakiraan makroekonominya, memperkirakan inflasi yang lebih tinggi dan melemahnya rubel dalam beberapa tahun mendatang, seiring meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan Rusia untuk berperang di Ukraina.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,6 persen menjadi diperdagangkan pada 92,65 dolar AS per barel.

Kementerian Keuangan akan mengadakan satu lelang obligasi negara OFZ pada Rabu.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023