Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia menguat ke level tertinggi satu minggu terhadap dolar pada awal perdagangan Senin, naik tajam setelah mencapai titik terlemahnya sejak pertengahan Agustus pada Jumat (8/9/2023), karena pasar mengalihkan perhatiannya pada keputusan suku bunga bank sentral pada pekan ini.

Pada pukul 07.01 GMT, rubel terangkat 1,1 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 96,71 dan menguat 0,9 persen untuk diperdagangkan pada 103,84 terhadap euro. Mata uang Rusia juga meningkat 0,3 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 13,23.

Pembantu bidang ekonomi Kremlin, Maxim Oreshkin, mengatakan hari-hari terburuk rubel sudah berlalu.

"Dalam beberapa bulan mendatang, pasar akan menerima volume pendapatan devisa yang lebih tinggi dari kenaikan harga barang-barang ekspor," kantor berita Interfax mengutip pernyataan Oreshkin pada Senin.

“Yang mana, dengan mempertimbangkan penurunan volume impor barang dan jasa, serta dampak kenaikan suku bunga utama dan pengetatan kebijakan makroprudensial, akan menciptakan surplus mata uang asing di pasar.”

Rubel jatuh ke level terendah dalam 17 bulan pada Agustus di 101,75 terhadap dolar menyebabkan bank sentral melakukan kenaikan suku bunga darurat sebesar 350 basis poin menjadi 12 persen pada 15 Agustus. Pada 8 September, rubel mencapai titik terlemahnya sejak itu di 98,6450.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,2 persen menjadi 90,45 dolar AS per barel, namun masih diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam lebih dari sembilan bulan pada minggu lalu.

Indeks saham Rusia dibuka menguat. Indeks RTS dalam denominasi dolar terangkat 1,4 persen menjadi diperdagangkan di 1.026,2 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel meningkat 0,2 persen menjadi diperdagangkan pada 3.149,9 poin.


Baca juga: Rubel Rusia melemah lagi terhadap dolar AS
Baca juga: Rubel Rusia stabil di dekat 94 terhadap dolar setelah pekan bergejolak

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023