Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan (Afsel) sepakat untuk meningkatkan hubungan kerjasama perdagangan di antara kedua negara. "Total nilai perdagangan Indonesia dengan Afsel mencapai 570 juta AS. Rasanya belum seimnbang dengan hubungan politik dan budaya di antara kedua negara, sehingga kita harus meningkatkan kerjasama perdagangan disamping investasi," kata Wakil Presiden (Wapres) Yusuf Kalla, dalam jumpa pers bersama dengan Wapres Afsel, Phumzile Mlambo Ngcuka, seusai pertemuan bilateral di Jakarta, Senin. Menurut Wapres, pemerintah Indonesia juga mengharapkan ada kerjasama dalam bidang coal liquid (batubara cair), karena Afsel mempunyai keahlian di bidang itu. Di sampimg itu, lanjut Kalla, hubungan kerjasama investasi yang kuat harus mendapat dukungan politik yang kuat pula. Sementara itu, Wapres Ngcuka mengatakan bahwa kedatangannya beserta rombongan untuk mengkonkritkan kerjasama dengan Indonesia. "Kami datang untuk meyakinkan potensi kerjasama, dan menciptakan `entry point` bagi pengusaha Indonesia, agar tidak hanya hadir ke Afsel tetapi juga secara umum ke Afrika," katanya. Ia mengatakan pihaknya juga akan memfasilitasi pertemuan bisnis di Afsel pada Mei 2006. "Kita ingin promosikan pembangunan sumber daya manusia dan turisme serta riset di antara kedua negara," katanya. Ngcuka mengemukakan secara umum Indonesia dan Afsel mempunyai potensi hubungan di berbagai tingkatan, mulai dari "people to people" hingga "G to G". Bisa lebih besar lagi Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu mengatakan tingkat pertumbuhan perdagangan kedua negara pada 2005 cukup baik, yakni sekitar 20 persen. "Tetapi kalau kita lihat potensi kedua negara mestinya bisa lebih besar lagi, karena itu perlu untuk ditingkatkan," katanya, dan menambahkan pihaknya belum memiliki target pertumbuhan dengan Afsel pada 2006. Marie mengatakan pada Mei 2006 akan ke Afsel untuk merevitalisasi komite perdagangan bersama guna meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Dia menambahkan struktur pardagangan Indonesia-Afsel lebih banyak pada sumber bahan baku. Indonesia mengeskpor minyak kelapa sawit dan karet sedangkan, Indonesia mengimpor mineral. "Kita akan berupaya untuk meningkatkan perdagangan produk manufaktur, meskipun kita sudah mengekspor garmen dan elektronik," ujarnya. Marie menambahkan Afsel juga merupakan pintu masuk kerjasama perdagangan Indonesia ke sejumlah negara Afrika bagian selatan. Pada kesempatan itu, ia juga menambahkan pemrintah akan berupaya memfasilitasi dari sisi perbankan dan transportasi agar bisa langsung karena selama ini ekspor ke Afsel harus melalui Dubai atau negara lainnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006