Penting untuk menemukan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan kredit yang baik, sehingga terhindar dari permasalahan di kemudian hari
Jakarta (ANTARA) - Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) melakukan kerja sama dengan perusahaan informasi data bisnis global, CRIF untuk meningkatkan penilaian terhadap risiko masalah keuangan dari transaksi ekspor impor dengan perusahaan di luar negeri.

Kerja sama tersebut dituangkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pemanfaatan platform data informasi bisnis perusahaan global bernama SkyMinder yang diwakili oleh Ketua GPEI Khairul Mahalli dan Country Director CRIF Indonesia, Novi Rolastuti di Jakarta, Rabu.

Khairul mengatakan bahwa perusahaan perlu mendapatkan informasi awal tentang potensi masalah keuangan dan perdagangan dengan pelanggan atau pemasok mereka di luar negeri, terutama ketika persyaratan pelaporan untuk perusahaan sangat bervariasi di seluruh dunia.

"Penting untuk menemukan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan kredit yang baik, sehingga terhindar dari permasalahan di kemudian hari," katanya.

Ia menyampaikan dalam hal ekspor-impor, banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar transaksi antarnegara berjalan lancar. Apalagi, Asia Tenggara memiliki lebih dari 3,4 triliun dolar AS perdagangan global setiap tahun.

Di satu sisi, Pemerintah Indonesia memiliki visi menjadi ekonomi terbesar kelima hingga ketujuh di dunia pada tahun 2045 yang salah satunya, devisa Indonesia berasal dari ekspor-impor.

Ia mengatakan kehadiran SkyMinder tentu bisa menjadi pendukung untuk memastikan aktivitas ekspor-impor dari dan ke Indonesia bisa dilaksanakan secara aman, efektif, dan efisien oleh anggota GPEI.

"Layanan SkyMinder CRIF akan memberikan informasi berkualitas tinggi untuk memastikan bahwa perusahaan anggota kami dapat dengan mudah melakukan pemeriksaan rutin untuk membatasi risiko kegagalan bisnis dan kredit macet," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Country Director CRIF Indonesia Novi Rolastuti mengatakan bahwa SkyMinder membantu eksportir dan importir dalam melakukan mitigasi risiko dan uji tuntas di awal untuk mendukung bisnis yang aman dengan semua mitranya.

“Jika kita memasuki perdagangan internasional tanpa wawasan yang mendalam, para pelaku bisnis dapat menderita kerugian. Diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk memastikan transaksi bisnis yang berjalan aman, efisien, dan efektif, termasuk mitigasi risiko dan uji tuntas (due diligence) pada pelaku ekspor-impor," kata Novi.

Ia mengatakan kemitraan ini akan memungkinkan anggota GPEI untuk lebih meningkatkan penilaian risiko mereka dengan memanfaatkan platform informasi risiko SkyMinder, yang menyediakan informasi keuangan, komersial, dan kredit yang mendalam di lebih dari 230 juta perusahaan di seluruh dunia.

Novi menjelaskan SkyMinder mengumpulkan dan menyediakan informasi tentang perusahaan untuk penilaian kredit dan rekomendasi kredit yang andal.

Hal ini memungkinkan bisnis tidak hanya untuk mengambil laporan kredit, tetapi juga menerima pembaruan tentang perubahan yang mempengaruhi perusahaan, aspek penting dalam proses evaluasi bagi pelanggan dan pemasok.

Ia berharap, CRIF dapat terus mendukung kegiatan transaksi antara negara dari dan ke Indonesia dengan solusi yang selalu berkembang dan bertumbuh menyesuaikan kebutuhan pasar Indonesia.

"CRIF terkenal sebagai penyedia informasi terpercaya, dan dengan SkyMinder kami, importir dan eksportir sekarang dapat memperoleh semua informasi laporan kredit yang mereka butuhkan dari satu penyedia, menghemat waktu, sumber daya berharga, dan uang," ujarnya.

Baca juga: GPEI DKI tingkatkan ekspor melalui Program Ekosistem Ekspor Terpadu
Baca juga: Pelaku usaha keberatan tarif baru di Pelabuhan Tanjung Priok
Baca juga: GPEI ungkap kelangkaan kontainer masih terjadi dan hambat jalur ekspor

 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022