Jakarta (ANTARA) - Perekonomian Uni Eropa (UE) telah mencapai titik balik, dengan kekuatan yang mendorong pertumbuhan "sebagian besar telah menghilang," ujar Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa Valdis Dombrovskis pada Selasa (8/11) di Brussel.

Paruh pertama 2022 secara mengejutkan mencatatkan pertumbuhan yang kuat, namun "prospek pertumbuhan ekonomi saat ini terlihat jauh lebih lemah dibanding perkiraan musim panas komisi tersebut, sementara (tingkat) inflasi akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," kata Dombrovskis.

Inflasi tahunan di zona euro mencapai rekor 10,7 persen pada Oktober. Pada kuartal ketiga 2022, Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan secara musiman meningkat 0,2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya di kawasan euro maupun UE, menurut Eurostat.
 
   Dombrovskis menyampaikan bahwa dalam konteks geopolitik yang sulit, UE harus segera mempercepat transisinya menuju energi yang lebih bersih dan menjauhi bahan bakar fosil, terutama yang berasal dari Rusia


Komisi itu juga menginformasikan kepada para menteri perihal Undang-Undang (UU) Pengurangan Inflasi Amerika Serikat (AS) yang baru dan konsekuensinya bagi UE. Menteri Keuangan Republik Ceko Zbynek Stanjura menuturkan bahwa hal itu dapat membawa dampak ekonomi negatif terhadap bisnis-bisnis dan investor UE, terutama di sektor teknologi.

Perang dagang antara AS dan UE harus dihindari, sembari mempertahankan kesetaraan dalam perdagangan internasional, kata Stanjura.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire pada Senin (7/11) mengatakan bahwa UU AS tersebut merupakan ancaman besar bagi perusahaan-perusahaan Eropa, dan memprediksi bahwa UE akan memberikan "respons yang kuat."

"Saya tidak yakin pihak AS telah sepenuhnya memahami betapa besar kekhawatiran kami terkait konsekuensinya," kata Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner.
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022