Jarak yang sangat jauh membuat guru memilih berhenti
Cianjur (ANTARA) - Anggota Polres Cianjur, Jawa Barat, Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Bayu menjadi tenaga pengajar sukarela bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah Al-Jihad di Desa Leuwikoja, Kecamatan Mande yang selama ini kekurangan guru, terletak di pelosok utara Cianjur.

"Saya mengajar bahasa Inggris dasar yang diajarkan menggunakan metode Neuro Linguistic Programming (NLP), pendekatan atau teknik untuk mengubah pola pikir, kebetulan saya punya dasar bahasa Inggris. Saya mengajar bahasa Inggris yang dikombinasikan dengan metode pembelajaran NLP," katanya.

Sehari-hari Bayu yang bertugas sebagai anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtimbas) Polsek Mande, berharap ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi siswa sebagai generasi penerus bangsa ke depan, sehingga kegiatan mengajar itu, akan terus dijalaninya selama dibutuhkan.

Sejak tiga bulan terakhir dia mengajar di sekolah itu, berawal ketika melintas di depan sekolah MA Al-Jihad, dia kerap melihat siswa berada di luar kelas, sehingga dia terpanggil untuk mampir karena saat jam belajar siswa banyak yang diam di luar kelas ternyata menunggu giliran guru yang akan mengajar.

Baca juga: Rumah belajar rintisan sang Bhabinkamtibmas untuk anak putus sekolah

Baca juga: Polisi bangun rumah belajar di Cianjur dari menyisihkan gaji


"Saya akhirnya menawarkan diri ke pihak sekolah untuk membantu memberikan materi pelajaran bahasa Inggris di sekolah tersebut. Dalam sepekan saya mengajar dua hari untuk anak kelas 5 dan 6. Saya merasa terpanggil untuk memberikan pendidikan untuk anak-anak ini," katanya.

Kepala Sekolah MI Al-Jihad Iwan Ridwan, mengatakan sejak satu tahun terakhir hanya tiga orang guru termasuk dirinya yang menjadi tenaga pengajar di sekolah dengan siswa sebanyak 98 orang itu. "Jarak yang sangat jauh dari pusat kota kecamatan membuat guru yang sempat mengajar memilih berhenti."

"Ditambah medan jalan yang rusak serta berliku, naik dan turun membutuhkan waktu dua jam untuk sampai ke sekolah dari pusat kecamatan, sehingga tidak ada guru yang mau mengajar ke sekolah kami. Kehadiran Pak Bayu menjadi angin segar untuk kami dan siswa yang selama ini harus belajar bergantian," katanya.

Sejak tiga bulan terakhir, ungkap dia, Bayu mengajar bahasa Inggris untuk siswa kelas 5 dan 6, sehingga pihak sekolah merasa sangat terbantu, bahkan selama menjalani profesi ganda sebagai guru, anggota Polri itu, tidak mau menerima gaji meski hanya sekadar pengganti bensin.

Baca juga: Seratusan siswa pergi dan pulang sekolah menyeberang sungai

Baca juga: Atap 2 ruang kelas SD di Cianjur runtuh akibat hujan dan angin kencang

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022