Jakarta (ANTARA) - Para investor dan trader cryoptocurrency atau aset kripto di Indonesia tetap optimistis meskipun dilanda ‘musim dingin’ alias jatuhnya harga aset kripto sepanjang 2022 ini.

Data tersebut merupakan hasil survei platform perdagangan dan investasi aset kripto, Tokenomy dan Indodax, yang merilis laporan investor kripto di Indonesia tahun ini yang merupakan hasil analisa dari survei yang diadakan pada September.

VP of Growth Tokenomy Muhammad Ikhwan dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, membeberkan hasil survei tersebut bahwa 82 persen responden percaya bahwa aset kripto merupakan investasi masa depan. Bahkan, menurut data, 1 dari 5 responden percaya bahwa investasi kripto lebih baik dari investasi tradisional lainnya.

"Meski tahun 2022 menandai 'musim dingin' kripto yang baru, di mana sebesar 2 triliun dolar lenyap dari kapitalisasi pasar," ujar Ikhwan.

Ada beberapa aset kripto yang diminati oleh investor. Sebanyak 10 aset kripto yang paling diminati investor kripto di Indonesia tahun 2022 menurut hasil survei: BTC, ETH, BNB, DOGE, USD stablecoin, TRX, SHIB, ADA, XRP, dan LTC.

Baca juga: Bappebti resmi hentikan perdagangan aset kripto FTX

Hasil laporan survei juga menunjukkan adanya persistensi dari investor di Indonesia dalam berinvestasi atau melakukan perdagangan kripto. Sebanyak 88 persen responden menyatakan akan menambah investasi kripto mereka dalam enam bulan ke depan.

"Apabila kita telaah lebih lanjut, bahkan responden yang menyatakan sedang dalam posisi merugi pun mayoritas juga ingin menambah investasi kripto mereka," kata Ikhwan.

Meskipun adopsi aset kripto secara global perjalanannya masih jauh, 71 persen responden setuju stablecoin adalah masa depan pembayaran.

Sebanyak 75 persen responden juga percaya adanya Central Bank Digital Currency (CBDC) pada masa depan. Bahkan 61 persen responden menyatakan ingin menggunakan stablecoin untuk mengirimkan uang ke teman dan keluarga.

Baca juga: Regulator AS sebut gejolak uang kripto menggarisbawahi risiko industri

Untuk adopsi Decentralized finance (DeFi), 1 dari 3 responden pernah melakukan trading di platform DEX, namun hanya 1 dari 8 responden yang pernah menggunakan layanan pinjaman DeFi.

Melirik ke pasar Non Fungible Token (NFT), sebanyak 31 persen responden menyatakan pernah berjual beli NFT, dan hanya 20 persen responden menyatakan tidak berminat, sedangkan 48 persen yang belum pernah merambah NFT menunjukkan minat dalam NFT di masa depan.

Ikhwan juga menyebutkan kepercayaan dan harapan investor yang besar terhadap masa depan Bitcoin dan aset kripto, dapat mendorong kembali sentimen kenaikan atau bullish pasar kripto pada masa mendatang.

Baca juga: Indodax berharap literasi masyarakat soal aset digital terus meningkat
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022