Selama 10 tahun terakhir investor pengelola aset pemerintah telah berinvestasi dengan sangat menguntungkan mereka berkat pasar bullish sekuler yang muncul dari krisis keuangan global
London (ANTARA) - India muncul sebagai pasar investasi kedua yang paling didambakan setelah Amerika Serikat untuk sovereign wealth funds/SWF atau dana investasi milik pemerintah dan dana pensiun publik pada 2022, menurut sebuah studi oleh manajer aset Invesco yang diterbitkan pada Senin.

Investor SWF, yang sekarang mengelola sekitar 33 triliun dolar AS dalam aset, juga telah melihat peningkatan pesat dalam alokasi ke private markets (investasi yang dilakukan dalam aset yang tidak diperdagangkan di bursa publik atau pasar saham), meskipun perkembangan ini mungkin mulai melambat dengan kembalinya pendapatan tetap, kata Invesco Global Sovereign Asset Management Study.

"Selama 10 tahun terakhir investor pengelola aset pemerintah telah berinvestasi dengan sangat menguntungkan mereka berkat pasar bullish sekuler yang muncul dari krisis keuangan global," kata Rod Ringrow, kepala lembaga Invesco.

Pengembalian tahunan rata-rata untuk investor pengelola aset negara selama dekade terakhir mencapai 6,5 persen dan, untuk sovereign wealth funds saja, sebesar 10 persen pada 2021, Invesco menemukan. Namun, pada 2022 dapat terbukti menjadi titik balik dengan inflasi yang lebih tinggi dan kebijakan moneter yang lebih ketat yang mencapai hasil yang diharapkan dalam jangka panjang.

Sementara Amerika Serikat tetap menjadi tujuan utama, beberapa investor pengelola aset negara tertarik untuk menyeimbangkan portofolio, khawatir mereka menjadi terlalu bergantung pada pasar AS yang membuat mereka rentan terhadap koreksi di pasar ekuitas yang terlihat tahun ini, kata Invesco. Kembali pada 2014, Inggris adalah tujuan yang paling diinginkan.

Pasar negara berkembang akan mendapat manfaat dari perubahan terbaru, studi tersebut memprediksi.

Di antara negara-negara berkembang, India telah melampaui China sebagai pasar negara berkembang paling populer, setelah naik ke urutan nomor dua pada 2022 dari nomor sembilan pada 2014.

"Sementara ini sebagian karena dana dengan alokasi khusus Asia memangkas eksposur mereka ke China, investor memuji reformasi ekonomi India yang positif dan profil demografis yang kuat," demikian temuan studi tersebut.

China saat ini menempati peringkat keenam.

Dekade terakhir juga telah melihat peningkatan yang stabil dalam pendirian sovereign wealth funds dengan selusin dibentuk di Afrika, yang 11 di antaranya memiliki mandat strategis untuk mengembangkan ekonomi lokal, kata Invesco.

Baca juga: Indonesia Investment Authority diterima sebagai anggota penuh IFSWF

Baca juga: Airlangga: SWF tiga negara siap investasi di LPI


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022