Ada dua kegiatan yang kami gelar di Kota Cirebon yaitu Riksa Budaya dan Kongres Bahasa Cirebon.
Cirebon (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat menggelar acara Riksa Budaya wilayah Cirebon, Indramayu, dan Majalengka serta Kongres Bahasa Cirebon dalam rangka melestarikan nilai-nilai kearifan lokal.

"Ada dua kegiatan yang kami gelar di Kota Cirebon yaitu Riksa Budaya dan Kongres Bahasa Cirebon," kata Kepala Bidang Kebudayaan, Disparbud Provinsi Jawa Barat Febiyani di Cirebon, Jumat.

Menurutnya Riksa Budaya Cirebon, Indramayu, dan Majalengka sangat penting agar apa yang dimiliki daerah itu bisa terus dijaga sampai anak cucu nanti.

Baca juga: Karnaval Multi Etnis ramaikan Festival Pesona Danau Limboto

Ia mengatakan Riksa Budaya akan menampilkan sejumlah kebudayaan di daerah pantura Jawa Barat bagian timur, seperti tari topeng, angklung Bungko khas Cirebon, dan berokan Indramayu.

Febiyani melanjutkan, tari topeng memang sudah menjadi warisan budaya tak benda Indonesia, sehingga perlu terus dilestarikan, karena ketika tidak dijaga maka akan dicabut.

"Sudah banyak karya budaya tak benda yang ada di Cirebon dan sekitarnya, seperti tari topeng, angklung bungko, dan berokan Indramayu," ujarnya.

Febiyani menambahkan selain Riksa Budaya, pihaknya juga menggelar Kongres Bahasa Cirebon, karena Jawa Barat memiliki sejumlah bahasa ibu, sehingga butuh dilestarikan agar masyarakat juga tak sungkan menggunakannya.

Ia mengatakan Riksa Budaya dan Kongres Bahasa Cirebon dilaksanakan pada Sabtu malam di Gedung Negara Kota Cirebon.

"Pada 2022 kami lakukan kegiatan ini di tiga daerah, dengan kearifan lokal masing-masing yaitu di Bekasi, Cirebon, dan Sukabumi," katanya.

Baca juga: Sandiaga: Pergelaran Topeng-Topeng 2022 bentuk produk wisata budaya

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon Agus Sukamanjaya mengatakan acara ini memang sangat baik, agar generasi muda tahu bahasa ibu, dan budayanya, sehingga bangga menerapkannya.

"Kami akan tampilkan lima tarian topeng yang dilakukan oleh ahli warisnya, dan ini baru pertama kali dilakukan," katanya.
 

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022