Kudus (ANTARA) - Surat berharga negara Green Sukuk Tabungan berseri ST009 yang dikeluarkan pemerintah langsung direspons positif oleh investor, mengingat nilai pemesanan ST009 sudah menembus Rp9,2 triliun, kata Kepala Seksi Pelaksanaan Transaksi SBSN I Kementerian Keuangan Ikhwan Hadi.

"Data tersebut kami dapatkan per Kamis (25/11) sore. Tidak terduga jadwal 19 hari penawaran sukuk tabungan, sepekan pertama hampir habis sehingga harus menambah targetnya," ujarnya saat sosialisasi Green Sukuk Tabungan berseri ST009 di Hotel Griptha Kudus, Jumat.

Kuota pemesanan surat berharga tersebut, juga terbatas karena masa penawaran ST009 tercatat tersisa kurang dari sepekan sejak dibuka pada tanggal 11 November 2022 dan ditutup pada 30 November 2022.

Baca juga: Kemenkeu sosialisasikan green sukuk ritel seri ST-007

"Tahun depan ritel ditingkatkan porsinya dari seluruh penerbitan sukuk. Sehingga nanti porsinya lebih besar," ujarnya.

Melalui penerbitan sukuk, kata dia, juga menjadi salah satu alat untuk penanganan global iklim. Indonesia juga negara pertama yang menerbitkan sukuk dengan platform green.

Kebijakan tersebut tentunya akan menjadi tantangan untuk menerbitkan di pasar global karena sebelumnya memang tidak ada contohnya di negara lain.

Berkat keberanian pemerintah mengeluarkan green sukuk ST009, berbuah dengan diterimanya 15 penghargaan internasional. Bahkan, sejumlah investor green menyambut baik.

Baca juga: Bali Towerindo Sentra tawarkan sukuk ijarah berkelanjutan Rp2 triliun

Ia menjelaskan bahwa sukuk tabungan berseri ST009 tersebut merupakan pembiayaan inovatif dan berkelanjutan karena berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim.

Sementara kupon atau imbal hasil sukuk tabungan seri ST009 yang ditetapkan pemerintah sebesar 6,15 persen per tahun.

Investasi ST009 sangat cocok bagi investor pemula, karena aman dijamin negara dan modal awal untuk membeli sukuk ini sangat terjangkau, yakni mulai dari Rp1 juta untuk satu unit dan maksimal Rp2 miliar untuk 2.000 unit. ***1***

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022