Jakarta (ANTARA) - Acara peringatan keluarga untuk para korban pembantaian Nanjing dimulai pada Jumat (25/11) di Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu, China timur.

Acara peringatan itu diadakan hanya dua pekan lebih menjelang hari peringatan nasional kesembilan untuk mengenang para korban pembantaian Nanjing yang akan digelar pada 13 Desember mendatang.

Pada 13 Desember 1937, tentara penjajah Jepang menduduki Nanjing, yang saat itu merupakan ibu kota China. Selama periode enam pekan, tentara Jepang telah membunuh lebih dari 300.000 warga sipil dan tentara China yang tidak bersenjata.

Keluarga para korban akan melakukan penghormatan untuk orang-orang tercinta mereka lewat berbagai cara, termasuk meletakkan bunga dan membakar dupa.

Total 14 orang, termasuk para penyintas pembantaian dan anggota keluarga, menghadiri acara pada Jumat itu yang digelar di Balai Peringatan Korban Pembantaian Nanjing oleh Tentara Jepang.

Mereka membungkuk, meletakkan bunga, membakar dupa, dan mengheningkan cipta untuk para korban di depan "Tembok Ratapan" di balai peringatan itu. Total 10.665 nama korban pembantaian terukir di tembok tersebut.

"Hari ini, kami datang ke sini untuk berkabung atas keluarga kami serta banyak kompatriot yang dibunuh secara tragis," ujar Chang Xiaomei, putri seorang penyintas Pembantaian Nanjing. "Sebagai keturunan para penyintas sekaligus pewaris kenangan bersejarah terkait Pembantaian Nanjing, kami bertanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran sejarah."

Hingga sejauh ini pada tahun ini, enam penyintas Pembantaian Nanjing telah wafat, sehingga mengurangi jumlah penyintas yang terdaftar menjadi 55 orang, dengan rata-rata berusia di atas 92 tahun.

Pewarta: Xinhua
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022