Face Payment dan Face Loyalty
Jakarta (ANTARA) -
Nodeflux, perusahaan teknologi computer vision AI asal Indonesia, membagikan dua potensi pengembangan dari teknologi "Facial Recognition" yang akan hadir di Tanah Air dalam beberapa waktu mendatang.

Facial Recognition secara singkat dijelaskan sebagai sistem pengenalan wajah berbasis kecerdasan buatan yang mampu menganalisis dan mencocokkan wajah manusia dengan gambar baik foto maupun video.
 
"Ada dua potensi pengembangan Facial Recognition yang mungkin hadir dalam waktu dekat yaitu Face Payment dan Face Loyalty," kata Chief of AI Business Strategy Nodeflux Adhiguna Mahendra di Jakarta, Senin.

Baca juga: Imigrasi pasang kamera pengenal wajah di Gilimanuk awasi lalin WNA
 
Lebih lanjut ia menjelaskan, Face Payment merupakan teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan transaksi hanya dengan menunjukkan wajahnya.
 
Dengan kecerdasan buatan Facial Recognition hal tersebut sangat mungkin dilakukan dan mempermudah proses transaksi dalam bisnis.
 
AI akan memverifikasi wajah orang yang melalukan transaksi lewat kontur muka dan identitas lainnya.
 
Apabila telah terkonfirmasi dengan benar, maka pembayaran transaksi bisa langsung dilakukan secara otomatis lewat akun bank atau kartu kredit orang tersebut.
 
Teknologi ini efektif, bisa dilihat dari penerapannya di Cina lewat teknologi bernama "Facial Recognition Payment".
 
Potensi pengembangan Facial Recognition lainnya disebut dengan Face Loyalty.
 
Teknologi ini akan sangat berguna untuk orang yang memiliki banyak keanggotaan contohnya seperti keanggotaan di toko swalayan ataupun di restoran.
 
Sebuah gerai atau bisnis yang memanfaatkan Face Loyalty akan dengan mudah menambahkan poin keanggotaan tanpa perlu sang pembeli repot mengeluarkan kartu atau memasang aplikasi tambahan.
 
Tentunya cara tersebut lebih efektif terutama bagi anggota yang kerap lupa membawa kartu keanggotaan atau malas membuka aplikasi khusus.
 
Menurut Adhi, teknologi tersebut sudah mulai banyak digunakan di Amerika Serikat dan dengan cara tersebut memungkinkan sebuah bisnis menambah lebih banyak orang untuk menjadi bagian dari keanggotaannya.
 
Saat ini untuk pasar Indonesia, teknologi Facial Recognition paling banyak diterapkan di layanan perbankan maupun tekfin untuk verifikasi nasabah.
 
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi berbasis kecerdasan buatan itu bisa dimanfaatkan di sektor lainnya.

Baca juga: Kisah di balik "otak" Nodeflux, startup AI anak bangsa yang mendunia

Baca juga: Nodeflux wakili Indonesia di CeBIT Australia

Baca juga: Nodeflux lengkapi sistem verifikasi data perbankan lewat AI

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022