Kupang (ANTARA) - Balai Guru Penggerak (BPG) Provinsi Nusa Tenggara Timur membentuk komunitas guru penggerak di sekolah guna mendukung kesuksesan program kurikulum merdeka di Kabupaten Timor Tengah Utara, Malaka, Ngada dan Alor.

"BPG membentuk komunitas guru penggerak di sekolah agar berbagai praktik baik dalam mendorong peningkatan numerasi dan literasi bagi para siswa kelas awal yang kesulitan membaca dan menulis bisa teratasi secara baik," kata Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Nusa Tenggara Timur, Wirman Kasmaya saat membuka kegiatan penguatan penggerak komunitas belajar di sekolah penggerak jenjang Sekolah Dasar di Kupang, Selasa.

Kegiatan yang diikuti 60 orang peserta terdiri dari para guru penggerak, guru komite pembelajaran di sekolah penggerak,dan guru-guru dari sekolah pelaksana kurikulum merdeka serta pengawas dari empat kabupaten di NTT yakni Kabupaten Timor Tengah Utara, Malaka, Alor dan Kabupaten Ngada.

Menurut dia dengan adanya komunitas guru penggerak di sekolah maka para guru bisa berdiskusi dalam merancang kegiatan pembelajaran di sekolah setempat menjadi lebih memadai sehingga bisa membantu para siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.

Baca juga: Guru penggerak di NTT didorong gunakan bahasa ibu di kelas awal

Baca juga: NTT jadi daerah percontohan penggunaan bahasa ibu di kelas awal


Dia menambahkan beberapa program pendidikan yang dilakukan lembaga Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi) lembaga kemitraan kerja sama Pemerintah Indonesia dan Australia dalam penguatan pendidikan literasi dan numerasi bagi para siswa kelas awal yang telah dilakukan di Kabupaten Nagekeo dan Pulau Sumba sangat berhasil sehingga para siswa yang kesulitan dalam membaca dan menulis sudah bisa terbantu.

"Program yang dilakukan Inovasi sudah membantu anak-anak kelas awal yang semula mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis saat ini sudah bisa membaca dan menulis dengan cepat. Praktik-praktik baik seperti ini perlu diterapkan di sekolah para guru peserta pelatihan agar kualitas pendidikan di NTT terus meningkat," kata Wirman Kasmayadi yang didampingi Provincial Manager Inovasi NTT Hironimus Sugi.

Program-program yang dilakukan Inovasi kata Wirman Kasmayadi sudah teruji sehingga Balai Guru Penggerak NTT menggandeng Inovasi untuk memberikan pemahaman terhadap para guru penggerak dan pengawas dari empat kabupaten itu bagaimana metode yang baik dalam melakukan pendampingan siswa yang kesulitan membaca dan menulis.

"Para peserta pelatihan akan menjadi mengerak komunitas sekolah di daerah masing-masing baik dari aspek penyusunan materi ajar menggunakan buku digital serta proses pendampingan siswa agar siswa yang memiliki keterlambatan dalam membaca dan menulis bisa cepat ditangani dengan baik dari awal," tegasnya.

Sementara itu Provincial Manager Inovasi NTT Hironimus Sugi mengatakan pendampingan terhadap siswa kelas awal yang kesulitan membaca dan menulis harus dilakukan lebih awal sehingga tidak menjadi kendala bagi para siswa dalam mengikuti pendidikan lanjutan dengan materi pendidikan yang semakin beragam.

"Apabila kendala yang dihadapi para siswa tidak bisa diatasi lebih awal maka menjadi beban bagi para siswa untuk mengikuti pendidikan lanjutan dengan beragam metode belajar yang harus dihadapi siswa bersangkutan sehingga tentu menyulitkan siswa bersangkutan saat mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya," kata Hironimus Sugi.

Baca juga: Kemendikbudristek apresiasi INOVASI kembangkan buku nonteks pelajaran

Baca juga: Kemenristekdikti-NTT jalin kerja sama bidang Iptek dan inovasi

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022