Jadi memang inginnya jangan sampai Kota Lama terulang lagi terbengkalai
Mengambil lokasi di fasilitas publik Taman Srigunting yang memang bisa digunakan untuk masyarakat umum, kegiatan "Mbatik di jalanan bareng Setitik" tak jarang menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Kerap ada wisatawan yang awalnya hanya memperhatikan akhirnya ikut berpartisipasi belajar membatik ketika kelas sedang berlangsung.

"Mbatik di jalanan bareng Setitik" digelar secara rutin sejak 2021, dengan jadwal setiap hari Kamis di minggu ketiga setiap bulannya.

Selama kegiatan itu berlangsung, kini sudah cukup banyak kain batik yang tercipta sebagai buah tangan masyarakat sekitar.

Kain-kain hasil peserta di kelas membatik itu ditargetkan akan mulai dijual kepada masyarakat umum pada 2023 dan tengah menjajaki kesepakatan dengan toko-toko di kawasan Kota Lama sebagai lokasi penjualannya.

Ia menyebutkan, hasil penjualan batik itu nantinya akan diberikan kepada peserta kelas yang produknya berhasil dibeli sehingga bisa menjadi pemasukan tambahan di luar pekerjaan harian mereka.

Mimpi untuk memenuhi ketiga aspek dari pembangunan Setitik.id yakni art, culture, dan social pun tak berhenti sampai di titik ini saja.

Jessie dalam waktu dekat akan kembali merilis motif baru yang terinspirasi dari bangunan bernama Soesman Kantoor yang juga menjadi bagian penting dari sejarah Kota Lama Semarang.

Harapannya dengan menuangkan detail bangunan kawasan Kota Lama sebagai cara budaya ke dalam sebuah batik, maka Kota Lama dapat terus dikenang tak hanya sebagai kota wisata tapi juga sebagai inspirasi untuk terus berkarya.

Bagi anda yang tertarik dengan oleh-oleh batik khas Semarang ala Setitik.id anda bisa langsung menghubungi Jessie melalui instagram @setitik.id.

Baca juga: Tujuh tempat wisata untuk kenang sejarah Indonesia

Baca juga: Desa wisata jadi tujuan libur Lebaran di Semarang

Baca juga: Menggali jejak sejarah Lawang Sewu

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022