Kendari (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari, Sulawesi Tenggara mencatat, telah menyelamatkan sebanyak 208 jiwa dari 62 kejadian yang ditangani di wilayah kerjanya selama Januari sampai 30 November 2022.

Humas Basarnas Kendari Wahyudi di Kendari, Kamis mengatakan wilayah kerja Basarnas Kendari meliputi 17 kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara, termasuk daerah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

"Periode 1 Januari sampai 30 November 2022, jumlah kejadian yang ditangani Kantor Pencarian dan Pertolongan (KKP) Kendari atau Basarnas ada 62 kejadian," katanya.

Dia merinci dari 62 kejadian yang ditangani pihaknya selama 11 bulan di 2022 di antaranya kecelakaan kapal 36, kondisi membahayakan manusia seperti hilang di hutan 25 kejadian serta menangani satu bencana alam.

Wahyudi mengatakan dari 62 operasi SAR, pihaknya berhasil menyelamatkan sebanyak 208 jiwa dengan rincian kecelakaan kapal 170 orang; kondisi membahayakan manusia seperti hilang atau tenggelam di sungai, hilang di hutan tercatat 28 orang, dan bencana alam 10 orang.

Baca juga: Tim SAR gabungan temukan kakek hilang di hutan Alioka Konawe

Baca juga: Basarnas cari dua nelayan hilang di perairan Teluk Kendari


Selain itu, dari 62 kejadian yang ditangani Basarnas Kendari mencatat sebanyak 25 orang yang meninggal dengan rincian 10 orang dari kecelakaan kapal, dan 15 orang dari kondisi membahayakan manusia.

"Kemudian ada enam orang yang dinyatakan hilang dengan rincian itu tiga dari kecelakaan kapal dan tiga dari kondisi membahayakan manusia," ujar dia.

Wahyudi menerangkan, untuk korban yang hilang dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaannya ketika dilakukan operasi SAR hingga memasuki hari ketujuh, maka pencarian dihentikan sesuai kesepakatan semua pihak termasuk keluarga korban.

"Untuk korban yang tidak ditemukan, operasi SAR bisa dilanjutkan apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan korban," ucap Wahyudi.

Basarnas mengimbau khususnya para nelayan sebelum melaut agar terlebih dahulu memperhatikan kelayakan kapal, alat komunikasi, alat keselamatan, dan selalu memperhatikan kondisi cuaca. Selain itu, mempersiapkan alat komunikasi dan navigasi seperti marine radio, HP, peta, dan GPS,

"Siapkan alat keselamatan seperti pelampung dan ringboy, terakhir selalu memperhatikan kondisi cuaca dengan melihat informasi dari BMKG sebelum melaut," kata Wahyudi.

Baca juga: Basarnas sebut satu pemukat ikan di Teluk Kendari ditemukan meninggal

Baca juga: Basarnas cari 7 nelayan alami mati mesin kapal di Tanjung Toronipa

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022