Pada 2010 umur harapan hidup warga Sumbar hanya 67,25 tahun, pada 2022 atau dalam 12 tahun terakhir naik menjadi 69,90 tahun
Padang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mengemukakan umur harapan hidup warga Sumatera Barat pada 2022 mencapai 69,90 tahun berdasarkan hasil pengukuran Indeks Pembangunan Manusia.

"Pada 2010 umur harapan hidup warga Sumbar hanya 67,25 tahun, pada 2022 atau dalam 12 tahun terakhir naik menjadi 69,90 tahun," kata Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati di Padang, Kamis.

Artinya menurut dia, berdasarkan angka tersebut kualitas pembangunan manusia di Sumbar meliputi aspek kesehatan, pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan hidup terus membaik setelah sebelumnya sempat turun akibat pandemi COVID-19.

Ia menjelaskan indeks pembangunan manusia merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam membangun kualitas hidup manusia, yang juga merupakan salah satu komponen digunakan pemerintah untuk menentukan dana alokasi umum serta penghitungan dana insentif daerah.

"IPM menggambarkan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan lainnya," ujar dia.

Ia menerangkan IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat atau angka harapan hidup saat lahir, pengetahuan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah serta standar hidup layak yang diukur dari pengeluaran per kapita.

Baca juga: BPS Sumbar lakukan Regsosek wujudkan satu data perlindungan sosial

Baca juga: BPS: Pekerja terdampak COVID-19 di Sumbar berkurang


Pada 2022 IPM Sumbar mencapai angka 73,26 atau di atas angka nasional yang sebesar 72,91.

Untuk rata-rata lama sekolah di Sumbar telah mencapai 9,18 atau setara dengan kelas III SMP dan harapan lama sekolah 14,10 tahun atau setara dengan diploma.

Kemudian pengeluaran per kapita warga Sumbar pada 2022 mencapai Rp11.130.000 per tahun atau naik Rp340 ribu dibandingkan 2021.

Ia menyampaikan sejak 2010 hingga 2022 IPM Sumbar terus mengalami peningkatan dari status Sedang menjadi Tinggi.

Jika dilihat menurut kabupaten dan kota terdapat tiga daerah yang pertumbuhan IPM paling cepat pada 2022 yaitu Kabupaten Kepulauan Mentawai 62,19 atau naik 1,37 persen dari tahun lalu, Padang Pariaman 71,63 atau naik 1,23 persen dan Sijunjung 68,69 atau naik 1,22 persen.

Lalu, ada dua kabupaten yang naik peringkat dari kategori sedang menjadi tinggi yaitu Kabupaten Solok 70,02 dan Kabupaten Limapuluh Kota 70,28.

Baca juga: BPS: Kualitas pembangunan manusia di Sumbar 2021 kembali membaik

Pada 2022 dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar IPM tertinggi diraih kota Padang dengan skor 83,29 atau masuk kategori sangat tinggi.

Sedangkan IPM terendah diperoleh oleh Kabupaten Kepulauan Mentawai yang berada pada angka 62,19 atau masuk kategori sedang.

Dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar pada 2022 dua kota berkategori sangat tinggi, 12 kabupaten dan kota berkategori tinggi, lima kabupaten kota berkategori sedang dan tidak ada lagi daerah yang masuk kategori rendah

Ia merinci IPM berstatus sangat tinggi jika di atas 80, tinggi pada angka 70 hingga di bawah 80, sedang 60 hingga di bawah 70 dan rendah di bawah 60.

BPS melihat penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi mendukung pembangunan manusia yang lebih baik.

"Pemulihan ekonomi Sumbar terus berlanjut dan semakin menguat dan rata-rata tumbuh di atas empat persen sejak triwulan IV 2021," kata dia.

Selain itu keadaan tenaga kerja semakin membaik ditandai pengangguran menurun, penduduk usia kerja terdampak pandemi berkurang signifikan.

"Lalu tingkat kemiskinan juga menurun bahkan lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi," kata dia.

Baca juga: Pelayanan kesehatan di pelosok Sumbar diperkuat lewat Posyandu Prima

Baca juga: Moeldoko lakukan peletakkan batu pertama perluasan RSUP M Djamil



 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022