Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa masalah penjualan saham Cemex Asia Holdings sebesar 25,53 persen di PT Semen Gresik Tbk merupakan masalah bisnis biasa yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah dan akan diselesaikan secara business to business antara Cemex dengan perusahaan yang akan membelinya. "Karena yang punya saham ini Cemex maka yang bisa bicara (perusahaan) itu layak atau tidak (untuk membeli) tentunya Cemex, tetapi kita akan meminta apapun namanya itu sebaiknya investor lokal yang beli. " kata Wapres Jusuf Kalla di Jakarta, Senin ketika diminta komentarnya mengenai perusahaan lokal yang layak untuk membeli saham Cemex. Lebih lanjut Warpres juga mengatakan bahwa masalah tersebut tidak ada hubungannya dengan pemerintah tetapi merupakan masalah bisnis biasa yang akan diselesaian melalui business to business. Sebelumnya pemerintah mengatakan lebih memprioritaskan perusahaan lokal untuk membeli kembali saham Cemex Asia Holdings sebesar 25,53 persen di PT Semen Gresik Tbk yang akan dijual oleh perusahaan asal Meksiko tersebut. Menurut Wapres, alasan pemerintah lebih mementingkan perusahaan lokal karena semen adalah kebutuhan strategis, supaya jangan terjadi kartel di belakang hari. Wapres juga mengatakan, Cemex sangat serius menjual 25,53 persen sahamnya di PT Semen Gresik dan saat ini Kementerian BUMN tinggal mempelajari opsi apa yang akan diambil untuk membeli kembali saham yang akan dijual tersebut. Sebelumnya, diberitakan bahwa saat ini Kementrian BUMN tengah mempelajari dua opsi yang konsepnya telah berada di tangan Meneg BUMN Sugiharto. Kabar yang berkembang menyebutkan, satu dari dua alternatif yang disiapkan adalah mengoptimalkan pengunaan hak untuk membeli terlebih dahulu. Selain itu, pemerintah juga dikabarkan tengah mengupayakan agar Cemex tidak melanjutkan atau mencabut tuntutannya terhadap pemerintah yaitu proses arbitrase yang masih ditangani di pengadilan New York. Sebagaimana diketahui, Cemex belum mencabut gugatannya di International Centre for Settlement of Investment Disputes/ICSID) terkait sengketa Cemex dengan pemerintah. Sengketa tersebut berawal dari ingkar janji pemerintah bahwa Cemex dapat meningkatkan porsi kepemilikan di PT Semen Gresik. Sedikitnya dua perusahaan lokal santer disebut-sebut berminat membeli saham Cemex, yaitu Grup Bosowa yang memiliki pabrik semen Bosowa serta Grup Rajawali, milik konglomerat Peter Sondakh, yang juga pemegang saham perusahaan rokok Bentoel dan pemegang saham terbesar operator seluler PT Excelcomindo Pratama juga dikabarkan berminat membeli saham Cemex. Sedangkan perusahaan semen asing seperti asal Perancis, Lafarge SA, beberapa waktu lalu juga menyatakan minatnya membeli saham Cemex kepada Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Semen Gresik. Lafarge di Indonesia memiliki unit usaha yaitu PT Semen Andalas dengan menguasai saham 72,4 persen.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006