Singapura (ANTARA) - Dolar AS melemah di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, berada di posisi terendah lima bulan karena para pedagang melihat data pekerjaan AS yang lebih kuat dari yang diantisipasi, sementara meningkatnya harapan pembukaan kembali China mendorong sentimen risiko.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya termasuk yen dan euro, turun 0,18 persen pada 104,28, terendah sejak 28 Juni. Indeks dolar merosot 1,4 persen minggu lalu.

Dolar awalnya melonjak pada Jumat (2/12/2022) setelah data AS menunjukkan bahwa pemberi kerja menambahkan 263.000 pekerjaan pada November, jauh di atas perkiraan 200.000, tetapi menyerahkan kenaikannya karena para pedagang melalukan ambil untung, dengan beberapa pembicara Fed meredakan kekhawatiran pasar.

"Kami bergerak melewati daftar gaji AS dengan hanya guncangan sesaat untuk pasar-pasar berisiko," kata Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone, mencatat bahwa data tersebut mendukung argumen soft landing dan tidak mungkin mengubah arah Fed, di mana kenaikan 50 basis poin minggu depan masih dalam posisi default yang kuat.

"Dengan data terbatas untuk mendorong minggu ini dan tidak ada pembicara Fed, pasar mungkin mulai berpikir untuk dirinya sendiri dan melihat eksposur besar-besaran menjelang minggu depan," tambah Weston.

Fokus investor akan tertuju pada data inflasi harga konsumen AS yang akan dirilis pada 13 Desember, satu hari sebelum The Fed mengakhiri pertemuan dua harinya.

Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 50 basis poin pada pertemuan tersebut. Pedagang berjangka dana Fed sekarang memperkirakan suku bunga acuan Fed mencapai puncaknya di 4,92 persen pada Mei.

Juga, membebani dolar adalah meningkatnya harapan bahwa China secara perlahan dibuka kembali, dengan lebih banyak kota di China mengumumkan pelonggaran pembatasan virus corona pada Minggu (4/12/2022).

Dolar Australia naik 0,54 persen menjadi 0,683 dolar AS, sedangkan kiwi naik 0,12 persen menjadi 0,642 dolar AS.

Euro naik 0,09 persen menjadi 1,0547 dolar, setelah terangkat 1,3 persen minggu lalu. Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,2298 dolar, menguat 0,09 persen.

Yen Jepang melemah 0,11 persen versus greenback di 134,46 per dolar, setelah naik 3,5 persen terhadap greenback minggu lalu.


Baca juga: Dolar AS tergelincir di tengah data pekerjaan
Baca juga: Yuan terangkat 158 basis poin menjadi 7,0384 terhadap dolar AS
Baca juga: Emas jatuh 5,60 dolar, data pekerjaan AS lebih kuat dari perkiraan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022