Banda Aceh (ANTARA) - Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al-Haytar memberikan anugerah gelar kehormatan kepada lima tokoh yang dinilai telah berjasa dalam memperjuangkan hak-hak Aceh, salah satunya adalah ulama kharismatik Aceh.

“Semoga apa yang dilakukan para almarhum semasa hidup dicatat sebagai amal ibadah di hadapan Allah SWT, dan mendapat mendapatkan balasan syurga," kata Tgk Malik Mahmud Al-Haytar, di Aceh Besar, Selasa.

Empat dari penerima gelar tersebut merupakan tokoh perjuangan di era awal deklarasi Aceh Merdeka (AM) oleh almarhum Dr Hasan Muhammad di Tiro pada tahun 1976 di Gunung Halimun, Pidie.

Mereka adalah, almarhum Dr Muchtar Yahya Hasbi, Dr Zubir Mahmud, Tgk Geuchik Umar Tiro, dan almarhum Tgk Abdussamad Gadeng (Asghadi). Sedangkan satu gelar kehormatan lainnya diberikan kepada ulama kharismatik Aceh asal Beutong Ateuh, Nagan Raya yaitu almarhum Tgk Bantaqiah.

Anugerah gelar kehormatan tersebut diserahkan Wali Nanggroe Aceh kepada masing-masing ahli waris.

Tgk Malik menjelaskan, Dr Muchtar Yahya Hasbi merupakan Perdana Menteri pertama dalam kabinet AM pasca deklarasi tahun 1976. Kepada beliau dianugerahi gelar kehormatan Sri Alam yang diterima oleh istrinya Ummi Azimar.

Kemudian Alm Dr Zubir mahmud, sosok ini juga merupakan angkatan pertama dalam kabinet AM sebagai Menteri Sosial. Ia dianugerahi gelar gelar kehormatan Sri Alam, diterima oleh putra kandungnya M Iqbal.

Untuk Alm Tgk Geuchik Umar Tiro dianugerahi gelar kehormatan perkasa alam. Sosok ini juga merupakan angkatan pertama AM pasca deklarasi, yang dipercayakan menjadi pengawal pribadi Dr Hasan Muhammad di Tiro semasa bergerilya di Aceh, diterima cucunya Tgk Ali Murtadham.

Selanjutnya, Tgk Abdussamad Gadeng atau sering juga disapa Asghadi, dianugerahi gelar kehormatan syah alam atas jasanya semasa hidup. Ia adalah angkatan pertama AM yang ikut serta bersama Dr Hasan Muhammad di Tiro saat Deklarasi di Gunung Halimun pada tahun 1976, diterima langsung oleh putrinya Riyanti Asghadi.

Sedangkan kepada ulama kharismatik Aceh Tgk Bantaqiah diberikan gelar kehormatan syaikhul islam, diterima langsung oleh putra tertuanya Tgk Malikul Azis.

“Para tokoh perjuangan Aceh tersebut telah lama mendahului kita. Namun, jasa-jasa, dan perlakuan yang mereka terima, hingga meninggal sebagai syuhada tidak akan pernah hilang dalam memori dan lembaran catatan sejarah Aceh,” kata Wali Nanggroe Aceh.

Tgk Malik juga menambahkan, anugerah kehormatan kepada para almarhum tentunya tidak sebanding dengan apa yang telah dikorbankan semasa hidup untuk tanah rencong.

"Penganugerahan ini harus menjadi penambah pengingat, penguat kebersamaan bangsa Aceh di masa sekarang dalam memperjuangkan apa yang telah diperjanjikan Pemerintah RI, sesuai MoU Helsinki tahun 2005," demikian Tgk Malik Mahmud.

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022