KDRT, kalau kita tidak laporkan, kasus berulang itu akan terjadi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga memberikan penghargaan kepada tiga perempuan yang berani bersuara atas peristiwa kekerasan yang mereka alami.

"Kasus-kasus apalagi KDRT, kalau kita tidak laporkan, kasus berulang itu akan terjadi. Maka itu menjadi penting ya, kita harus berani bicara," kata Bintang Puspayoga dalam Kampanye Peringatan 16 HAKtP Bersama Menteri PPPA dengan tema "Bersatu Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan", Jakarta, Selasa.

Tiga perempuan yang diberikan penghargaan tersebut adalah Hidayah, seorang nelayan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT); Kartika Jahja, seorang penyintas kekerasan seksual di usia enam tahun; dan Imelda Purba, penyintas KDRT.

Imelda Purba mengatakan pihaknya baru berani bersuara atas KDRT yang dialaminya setelah anaknya turut menjadi korban.

"Ketika kekerasan menimpa diri perempuan, biasanya perempuan terus mencoba bertahan. Tapi ketika ada ancaman kekerasan yang menimpa anaknya dan itu terjadi dalam kasus saya, di situlah saya tidak bisa diam lagi dan saya merasa saya harus bicara. Karena kalau tidak, maka akan ada nyawa yang mungkin melayang dan saya akan menyesal seumur hidup," kata Imelda Purba.

Baca juga: Kemen PPPA: Kampanye 16 hari HAKTP ajak masyarakat hentikan kekerasan
Baca juga: Pengungsi gempa Ambon berbagi kisah KDRT di Kampanye 16 HAKTP

Menteri Bintang Puspayoga mengatakan masalah kekerasan adalah fenomena gunung es. Untuk itu peran masyarakat sangat penting untuk berani melaporkan kasus kekerasan yang dialami maupun yang diketahuinya kepada lembaga yang berwenang.

Terkait hal itu, masyarakat dapat melaporkan kasus kekerasan melalui hotline SAPA129 dengan telepon 129 atau aplikasi WhatsApp di nomor 08111-129-129.

"Ketika melihat, mendengar adanya kekerasan, kami harapkan Bapak Ibu bisa melaporkan karena kami di Kementerian ini sudah punya call center SAPA 129," kata Bintang Puspayoga.

Baca juga: Putri Raja Keraton Yogyakarta ajak perempuan Indonesia berani bersuara

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022