(Jika) Kebebasan pers tidak dibela, maka risiko bagi demokrasi untuk diremehkan meningkat, begitu pula bahaya rezim tiran, dan lebih banyak ketimpangan dalam kehidupan masyarakat kita
Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Kurangnya akses informasi yang bersangkutan dengan kepentingan publik memiliki dampak buruk terhadap kemampuan suatu negara untuk menangani kedaruratan, kata Plt Ketua Dewan Pers M Agung Dharmajaya.

Dalam pidatonya di gelaran Bali Civil Society and Media Forum yang digelar di Nusa Dua, Bali, Selasa, Agung mengatakan bahwa hal itu tercermin dari apa yang dapat dilihat selama masa pandemi.

“Hal ini melemahkan kemampuan negara-negara untuk menghadapi konsekuensi ekonomi dari krisis tersebut dan mengurangi kemungkinan untuk masyarakat mendapatkan akses atau memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam isu yang menjadi kepentingan nasional,” papar Agung dalam acara yang menjadi bagian dari rangkaian Bali Democracy Forum 2022 itu.

Oleh karena itu, kebebasan pers yang berujung pada akses terhadap informasi yang menjadi kepentingan masyarakat perlu diperjuangkan, dan menurut Agung, kebebasan pers memiliki keterkaitan erat dengan demokrasi.

Baca juga: "Bali Democracy Forum" angkat tema kepemimpinan dan solidaritas

Ia juga mengatakan bahwa kurangnya akses terhadap informasi kepentingan publik juga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap institusi demokratik dan membuat mereka enggan untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.

“(Jika) Kebebasan pers tidak dibela, maka risiko bagi demokrasi untuk diremehkan meningkat, begitu pula bahaya rezim tiran, dan lebih banyak ketimpangan dalam kehidupan masyarakat kita,” ujarnya.

Ia pun berharap agar gelaran BCSMF dapat menjadi wadah diskusi di mana berbagai perspektif dapat terlihat dan memperkaya percakapan terkait demokrasi.

Pertemuan BCSMF ke-5 dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri RI dalam kerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk Dewan Pers Indonesia dan Institute for Peace and Democracy.

Acara itu diikuti oleh media dan masyarakat madani dari 15 negara, termasuk Inggris, Maladewa, Sri Lanka, Jerman, Malaysia, Spanyol, dan Korea Selatan. Perwakilan dari Dewan Pers Timor Leste juga turut menghadiri BCSMF sebagai peserta.

Selain itu, turut berpartisipasi dalam kerja sama pelaksanaan acara tersebut adalah sejumlah mitra organisasi masyarakat madani (CSO), yakni Friedrich-Ebert-Stiftung, Westminster Foundation for Democracy, dan Asia Democracy Research Network.

Baca juga: Perwakilan Ukraina, Rusia akan hadiri Bali Democracy Forum ke-15
Baca juga: BCSMF soroti peran penting media dan masyarakat sipil dalam demokrasi

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022