Jakarta (ANTARA News) - Wapres Jusuf Kalla mengkritik situs-situs internet pemerintah yang seringkali informasinya tidak aktual sehingga masyarakat dan pihak lainnya yang membutuhkan informasi terbaru tidak bisa segera mendapatkannya. "Updating dari informasi yang ada di website pemerintah di semua instansi kurang. Itu menjadi keprihatinan kita semua," katanya ketika membuka konferensi nasional teknologi informasi dan komunikasi di Kampus ITB Bandung melalui telekonferensi di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu. Menurut Wapres, ada kebiasaan yang kurang baik yakni hanya menampilkan informasi awal pada saat pembukaannya, namun lupa untuk menambah informasi terbaru hingga sebulan kemudian. "Kebiasaan yang kurang baik tersebut terjadi baik di instansi pemerintah maupun swasta. Ini tentunya menjadi peringatan kita semua agar memberikan informasi terbaru dengan memasukkan data-data terbaru," katanya. Lebih lanjut Wapres mengatakan, pemerintah saat ini harus proaktif agar bisa bersaing dengan masyarakat, khususnya kalangan swasta. Jika masyarakat bisa cepat memberikan informasi sementara pemerintah lambat, maka pemerintah akan ditinggalkan. Wapres menyebutkan bahwa saat ini sudah 30 persen penduduk Indonesia yang menggunakan sistem telekomunikasi dan setiap tahun angka itu dipastikan bertambah. Sebagai negara kepulauan, di mana letak provinsi, kabupaten dan kecamatan saling berjauhan, dibutuhkan pengembangan yang sama pada daerah-daerah tersebut dalam hal sistem teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini hampir tidak ada lagi kecamatan yang belum terjangkau sistem komunikasi. Namun demikian, Wapres mengakui, hampir 90 persen peralatan komputer di kecamatan masih berfungsi sebagai mesin ketik saja dan belum berfungsi menjadi teknologi informasi (TI). Terhadap penyelenggaraan konferensi nasional TI dan Komunikasi di kampus ITB Bandung itu, Wapres mengharapkan persoalan TI itu tidak hanya diselesaikan melalui seminar, tetapi harus dijawab dengan bukti penelitian dan industri teknologi. Aplikasi teknologi dalam sistem komunikasi dibidang industri harus didorong karena Indonesia dengan penduduk 220 juta merupakan konsumen yang potensial bagi sistem TI tersebut. Dalam acara itu, Wapres yang didampingi Mendiknas Bambang Sudibyo dan Menristek Kusmayanto Kadiman, Jusuf Kalla menyempatkan diri berdialog dengan empat peserta yang bertanya seputar pengembangan TI di Indonesia.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006