Beijing (ANTARA) - Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) China, indikator utama inflasi, naik 1,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada November 2022, demikian diungkapkan Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Jumat (9/12).

"Secara bulanan, CPI turun tipis 0,2 persen, yang dipengaruhi oleh wabah COVID-19 domestik dan faktor musiman," kata Dong Lijuan, seorang ahli statistik senior di NBS.

Setelah naik 0,1 persen pada Oktober, harga makanan turun 0,8 persen secara bulanan, menurunkan inflasi konsumen bulanan sekitar 0,14 poin persentase, menurut data tersebut.

"Secara khusus, harga daging babi, daging pokok di China, turun tipis 0,7 persen pada November dari bulan sebelumnya. Otoritas telah menyalurkan daging babi dari cadangan pusat dalam beberapa bulan terakhir dan produksi babi terus meningkat," kata Dong.

Kendati demikian, harga daging babi masih mencatatkan kenaikan 34,4 persen (yoy), menyusut 17,4 poin persentase dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, harga nonmakanan naik 1,1 persen dari tahun sebelumnya, tidak berubah dari Oktober. Harga bensin, solar, dan gas elpiji naik masing-masing 11,4 persen, 12,3 persen, dan 4,6 persen (yoy).

Data pada Jumat tersebut juga menunjukkan bahwa indeks harga produsen (producer price index/PPI) China, yang mengukur biaya barang saat siap keluar dari pabrik, turun 1,3 persen (yoy) pada November. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022