m dieskipun menanamnya di Trenggalek, manfaatnya bisa menyediakan oksigen di tempat lain
Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin gerakan menanam pohon di areal bekas pertambangan tanah liat untuk bahan baku industri genteng di Desa Sukorejo, Kabupaten Trenggalek, Sabtu.

Acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Pemprov Jatim dan Pemkab Trenggalek.

"Penanaman pohon di areal bekas tambang ini sebagai upaya melakukan reklamasi lahan agar kembali memiliki fungsi resapan dan juga kesuburan," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang turut mendampingi Gubernur Khofifah melakukan penghijauan.

Ia pun menyampaikan terima kasih, atas nama rakyat Trenggalek, atas dukungan konkrit dari Pemprov Jatim membantu daerahnya dalam menjaga kelestarian alam dengan visi-misi ekonomi hijaunya.

Sampai saat ini, menurut Bupati, 60 persen ekonomi di Kabupaten Trenggalek tergantung pada lingkungan, mulai dari perikanan dan pertanian maupun sektor yang lain.

"Kita meyakini barang siapa mau menjaga dan melestarikan lingkungan pasti akan panen," ujar Bupati Arifin.

Baca juga: Pemkab Trenggalek wajibkan ASN tanam pohon
Baca juga: Aksi tanam 100 ribu bibit pohon digelar di Trenggalek

Ia menegaskan bahwa cita-cita Kabupaten Trenggalek adalah menjaga kelestarian lingkungan.

Untuk mewujudkan visi-misi hijau itu, sejak 2019 Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggelar Adipura Desa untuk menstimulasi seluruh jajaran perangkat daerah hingga tingkat desa untuk menjaga kelestarian lingkungan masing-masing.

Dan bagi yang serius menjaga lingkungan desa, akan mendapatkan insentif anggaran.

"Jadi konsepnya kami memberikan apresiasi kepada desa yang mau menjaga lingkungannya," kata Arifin.

Selain Adipura Desa, Trenggalek punya program kompensasi gas karbon dengan menanam pohon.

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia menghasilkan gas karbon. Dari setiap gas karbon yang dikeluarkan itu setiap warga diwajibkan menanam pohon.

Semakin banyak intensitas aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak kompensasi yang dilakukan. Diharapkan dengan upaya ini alam terjaga, kualitas hidup meningkat, masyarakat semakin sejahtera.

Baca juga: Gubernur Jatim: Tanam pohon jaga pasokan air tanah
Baca juga: Cegah longsor, ribuan bibit pohon ditanam di areal Gunung Kelud

Mendukung upaya ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berpesan agar semua pihak bersinergi dalam mengatasi permasalahan pemanasan global atau global warming saat ini.

"Jangan katakan apa yang kita lakukan ini sebagai suatu hal yang kecil. Dari apa yang kita lakukan ini membawa manfaat. Meskipun menanamnya di Trenggalek, manfaatnya bisa menyediakan oksigen di tempat lain," kata Khofifah.

Mantan Menteri Sosial RI itu menegaskan, pada dasarnya dirinya sangat mendukung prinsip ekonomi hijau yang dilakukan oleh Trenggalek.

Sebab dengan menanam pohon buah, misalnya, selain alamnya terjaga juga dapat menyediakan oksigen. Selain itu menjaga alam sama artinya dengan menyediakan sumber air dan fungsi lainnya.

"Bila berbuah pohon ini juga akan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat," katanya.

Dalam kesempatan itu, Khofifah juga mengajak seluruh lapisan masyarakat bisa dapat meningkatkan sumber daya dukung terhadap alam.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK RI, Agus Rusly dalam kegiatan itu menyampaikan bahwa untuk menjaga keseimbangan alam, Kementerian LHK dalam peringatan HMPI ini melakukan penanaman pohon sebanyak-banyaknya.

Desa Sukorejo dipilih dalam kegiatan ini karena Kementerian LHK ingin mengembalikan kelestarian alam dari bekas lahan tambang itu.

Pohon Alpukat jenis Aligator dipilih dengan harapan nantinya pohon yang ditanam ini bisa memberikan dampak ekonomi, sehingga tidak dilakukan penebangan.

Baca juga: Pemkot Jaktim tanam 100 pohon di Jalan DI Panjaitan

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022