Yang melaporkan itu hampir 100 persen tetapi yang datang berobat memang masih kecil
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan meminta penderita human immunodeficiency virus/ acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) atau juga dikenal sebagai orang dengan HIV/  AIDS (ODHA) untuk tidak melarikan diri setelah dinyatakan positif.

"Yang melaporkan itu hampir 100 persen tetapi yang datang berobat memang masih kecil, jadi mereka setelah datang memeriksakan diri, positif, abis itu ya memang kendala kita susah dilacak ya," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat ditemui di Jakarta, Senin.

Hal ini kata Yudi, karena memang rata-rata mereka bukan penduduk asli Jakarta Selatan, jadi setelah diketahui positif mereka menghilang.

Padahal kata Yudi, pihaknya sering memberikan edukasi kepada masyarakat tentang layanan pengobatan pasien ODHA bahwa kerahasiaan identitas pasien di jamin sehingga mereka tidak perlu takut untuk berobat datang, dan obat diberikan secara gratis.

Selain edukasi, pihaknya juga bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang menyediakan kader pendamping di lapangan, yang apabila ada warga yang positif HIV AIDS dapat mendampingi menuju fasilitas kesehatan, rumah sakit ataupun puskesmas untuk menjalani pengobatan.

Kader pendamping merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja sama dengan KPA, ada di tingkat kota maupun kecamatan, para kader ini mendapat informasi mengenai pasien dari fasilitas kesehatan, setelah itu mereka akan melakukan pendekatan, memberi edukasi agar pasien mau berobat, juga memberikan pendampingan selama pengobatan,

"Bila ada pasien hasil skrining positif, kita akan edukasi apakah mau didampingi, apakah mau datang sendiri, bila minta pendampingan pihak pusat kesehatan akan menghubungi KPA untuk menghubungi LSM binaan untuk mendampingi pasien positif," kata Yudi.

Setiap tahun jumlah pasien terdeteksi positif HIV/ AIDS meningkat, akan tetapi yang kembali untuk melakukan pengobatan hanya 40 persen dari jumlah kasus, selebihnya 60 persen, tidak bisa ditemukan di lokasi lagi.

Menurut Yudi ini membahayakan karena penularannya tidak bisa diketahui karena tidak adanya pengawasan terhadap pasien.

Untuk itu Yudi mengimbau bagi ODHA untuk tidak takut datang berobat apabila sudah teruji positif HIV/ AIDS, baik di pusat kesehatan atau fasilitas kesehatan bukan malah menghilang atau melarikan diri karena pihaknya tidak akan mendiskriminasi, mengucilkan apalagi menangkap.
Baca juga: Puskesmas Jaksel layani pengobatan ribuan penderita HIV-AIDS
Baca juga: Pemkot Jaksel minta warga perdalam pengetahuan untuk cegah HIV-AIDS
Baca juga: Masyarakat Jakarta Selatan diminta berpartisipasi tekan kasus AIDS

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022