Brasilia (ANTARA) - Para pendukung Presiden Brazil Jair Bolsonaro pada Senin berusaha menduduki markas besar kepolisian federal di ibu kota Brasilia sebagai protes atas penangkapan seorang kepala suku asli.

Gambar-gambar televisi dan video-video yang dibagikan petugas polisi federal kepada Reuters menunjukkan mobil-mobil yang hangus, bus-bus yang dibakar, serta suara ledakan dan tembakan peluru karet.

Pendukung Bolsonaro, yang mengenakan seragam sepak bola tim nasional berwarna kuning, terlihat bergegas dari tempat kejadian dengan tongkat dan melempar puing-puing.

Upaya pendudukan itu terjadi setelah Hakim Agung Alexandre de Moraes, yang memimpin penyelidikan terhadap Bolsonaro dan sekutunya, pada Senin memerintahkan penahanan sementara terhadap pemimpin suku asli Jose Acacio Xavente karena diduga melakukan tindakan anti demokrasi.

Insiden itu terjadi pada hari yang sama ketika pengadilan pemilihan federal (TSE) Brazil mengesahkan kemenangan seteru Bolsonaro, pemimpin sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva, pada pemilihan presiden 30 Oktober lalu.

Setelah berbulan-bulan mengeklaim sistem pemungutan suara elektronik negara itu rentan terhadap penipuan tetapi tidak bisa membuktikannya, Bolsonaro belum mengakui kekalahannya dari Lula, tetapi dia tidak menghalangi penyerahan kekuasaan.

Namun, banyak pendukungnya menolak untuk menerima kekalahan. Mereka berkemah di luar pangkalan militer di seluruh negara itu dan mendesak militer untuk membatalkan hasil tersebut.

Xavante adalah salah satu tokoh yang terlibat dalam aksi protes tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Mahkamah Agung Brazil mengatakan Moraes "memutuskan penangkapan sementara, selama 10 hari, terhadap Jose Acacio Serere Xavante, karena terbukti melakukan tindakan ancaman, penganiayaan dan melakukan kekerasan dalam upaya menghapus negara demokrasi".

Ketegangan memuncak setelah penangkapan Xavante.

Menteri Kehakiman Brazil yang akan datang, Flavio Dino, mengatakan di Twitter, "Penghancuran dan percobaan invasi ke markas Polisi Federal di Brasilia tidak dapat diterima. Putusan pengadilan harus dipatuhi oleh Polisi Federal".

"Mereka yang merasa dirinya dirugikan harus mencari penyelesaian dengan cara yang sesuai, jangan pernah melakukan kekerasan politik," tambahnya.

Polisi Federal dan Polisi Militer Brasilia belum memberikan komentar.

Sumber: Reuters

Baca juga: Militer Brazil tidak temukan masalah dalam sistem pemilihan presiden
Baca juga: Otoritas Brazil bersihkan blokade oleh pendukung pro Bolsonaro
Baca juga: Bakal jadi presiden lagi, Lula berjanji satukan kembali Brazil

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022