... kenapa akhirnya belajar di Qatar, ... terinspirasi dari logo Qatar Foundation di (jersey) Barcelona.
Mahasiswa Indonesia yang menjadi volunteer Piala Dunia 2022, Hendriyadi (kiri), berfoto bersama warga diaspora Indonesia di Qatar, Anhar, di kompleks kebudayaan Katara, Doha, Qatar, Senin (5-12-2022). ANTARA/Gilang Galiartha
Pintu gerbang

Terlepas dari apakah langkah yang dilakukan QSI adalah sebuah sportwashing atau bukan, nyatanya keberadaan nama Qatar Foundation di jersey Barcelona telah membukakan pintu bagi banyak pelajar untuk menimba ilmu di Qatar, termasuk dari Indonesia.

Hendriyadi Bahtiar, pria asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu penerima beasiswa dari Qatar Foundation, yang namanya memang hanya ia kenal dari jersey di Barcelona.

"Kalau ditanya kenapa akhirnya belajar di Qatar, jawaban gua selalu sama, yakni terinspirasi dari logo Qatar Foundation di (jersey) Barcelona. Bukti nyata kalau sponsor olahraga juga ada manfaatnya," kata Hendri kepada ANTARA dalam sebuah perbincangan di Doha, Qatar, Minggu (4-12).

Pria yang juga pernah mengikuti program pertukaran pelajar di Kanada pada 2010 itu mengaku sama sekali tidak memiliki gambaran apapun tentang Qatar ketika ia mengajukan beasiswa.

Sekali lagi, jersey Barcelona baik itu di layar kaca pertandingan Liga Champions dan Liga Spanyol maupun di sampul gim konsol yang kerap ia mainkan.

"Jujur, saya berangkat tanpa pernah punya ekspektasi apa pun soal Qatar, karena selama ini kiblat pendidikan di Timur Tengah kalau bukan (Arab) Saudi, ya Mesir. Bahkan kalau kita bicara di wilayah Jazirah (Arab), lebih banyak yang kenal Dubai ketimbang Qatar," tutur Hendri.

Hendri baru saja menuntaskan program beasiswa Master of Arts in Women, Society, and Development dari College of Humanities and Social Science Hamad Bin Khalifa University (HBKU) yang mulai ia enyam sejak 2020.

Menurut pria kelahiran 12 April 1989 itu, dirinya tak begitu sulit untuk melakukan adaptasi dengan kehidupan menimba ilmu di Qatar, terutama yang ia rasakan di kompleks Education City.

Pasalnya, pelajar diberi begitu banyak fasilitas seperti akomodasi, kemudian di dalam kampus juga lengkap berbagai moda transportasi seperti trem maupun bus antarjemput internal yang beroperasi 24 jam penuh.

Hendri yang pernah berkarier di sebuah bank swasta di kawasan Sudirman bahkan membandingkan bahwa dirinya merasa lebih nyaman pulang dini hari di Qatar ketimbang di Jakarta.

"Kami yang belajar di sini berasa dimuliakan banget sebagai pelajar dengan segala fasilitas yang diberikan," katanya.

Tak hanya sibuk menuntaskan pendidikan beasiswanya, Hendri juga sempat menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Qatar periode 2021-2022.

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022