Dalam mendukung gerakan zero sampah anorganik pada 2023, kami menambah sejumlah armada untuk mengangkut sampah karena kebetulan armada lama kami sudah tidak layak dan sudah sering mendapat keluhan dari petugas di TPA karena justru membuat kotor
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta melakukan peremajaan armada pengangkut sampah untuk menangani sampah yang dihasilkan seluruh pasar tradisional di kota tersebut yaitu dengan menambah tiga "compactor truck", satu "dump truck" serta dua kendaraan roda tiga.

“Dalam mendukung gerakan zero sampah anorganik pada 2023, kami menambah sejumlah armada untuk mengangkut sampah karena kebetulan armada lama kami sudah tidak layak dan sudah sering mendapat keluhan dari petugas di TPA karena justru membuat kotor,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani di Yogyakarta, Kamis.

Ia menjelaskan tambahan tiga compactor truck akan digunakan untuk mengangkut sampah organik. Setiap truk memiliki kapasitas mampu mengangkut hingga enam ton sampah organik.

Sedangkan dump truck akan lebih banyak digunakan untuk mengangkut sampah anorganik usai dipilah oleh bank sampah di pasar tradisional. Saat ini, ada 20 bank sampah pasar yang sudah melakukan pemilahan sampah, khususnya sampah anorganik.

“Sedangkan untuk kendaraan roda tiga, akan lebih banyak dioperasionalkan di pasar yang memiliki akses jalan kecil,” katanya.

Volume sampah dari pasar tradisional di Kota Yogyakarta rata-rata mencapai 26,95 ton per hari dan yang terkelola sekitar 9,8 ton per hari melalui pemilahan sampah organik dan anorganik.

Dengan demikian, volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan rata-rata 17 ton per hari terdiri dari 10,9 ton sampah organik dan 6,1 ton sampah anorganik.

“Kami akan upayakan untuk terus menekan potensi sampah yang dibuang ke TPA Piyungan bersama-sama dengan pedagang melakukan pemilahan sampah sejak dari sumbernya,” kata Ambar.

Sosialisasi ke pedagang terkait gerakan nol sampah anorganik pada 2023 dimulai dari paguyuban pedagang yang diharapkan dapat menyebarkan informasi ke pedagang lain dalam kelompok tersebut.

Pedagang juga dibekali pengetahuan untuk mengelompokkan jenis-jenis sampah, mulai dari sampah organik, anorganik, residu, hingga sampah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta bahkan menyiapkan agenda lomba kebersihan pasar setiap enam bulan sebagai upaya untuk mendorong agar pengelolaan sampah bisa dilakukan maksimal sejak dari pedagang.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya menegaskan, gerakan zero sampah anorganik pada 2023 juga berlaku untuk pedagang di pasar tradisional.

“Tidak ada tawar menawar lagi. Sudah harga mati bahwa per 1 Januari 2023 sudah harus zero sampah anorganik. Tidak boleh lagi membuang sampah anorganik tetapi harus mengelolanya,” katanya.

Menurut dia, gerakan zero sampah anorganik pada 2023 tersebut menekankan bahwa pengelolaan sampah adalah kewajiban personal dengan cara melakukan pemilahan sejak dari sumbernya.

“Gerakan ini membutuhkan kesadaran masyarakat didukung dengan pengawasan hingga perbaikan manajemen di bank sampah yang nantinya akan mengelola sampah anorganik,” katanya.

Diharapkan  di setiap pasar tradisional dibentuk satgas untuk memastikan pengelolaan sampah berjalan dengan baik, demikian Aman Yuriadijaya .

Baca juga: Pasar tradisional Yogyakarta didorong kelola sampah secara mandiri

Baca juga: Yogyakarta buka Klinik Bank Sampah bangkitkan bank sampah mati suri

Baca juga: Pasar Malam Sekaten sisakan 130 ton sampah di Yogyakarta

Baca juga: Yogyakarta dorong manajemen sampah pada penyelenggaraan acara

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022