Dampak dari darurat sampah yang sedang dihadapi Kota Bandung saat ini harus disikapi dengan kebiasaan baru yang permanen
Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat fokus menangani pengelolaan sampah di kawasan pasar tradisional untuk menjadi perhatian yang serius, sehingga darurat sampah yang sedang dihadapi Kota Bandung dapat disikapi dengan kebiasaan baru yang permanen.

“Kita mintakan Plt. Direktur Utama Perumda Pasar harus terus mengedukasi semua pedagang tidak boleh ada lagi kresek plastik, yang boleh adalah kantong kertas,” kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna di Bandung, Jumat.

Ema menegaskan kepada pedagang untuk mampu menyelesaikan sampah organik harus selesai langsung dari sumbernya. Sehingga ke depan tidak ada lagi sampah yang dibuang ke tempat pembungan sementara (TPS) adalah sampah organik.

“Nanti sudah tidak ada lagi sampah yang bercampur masuk ke sana (TPS), dan itu harus sampah-sampah residu,” katanya.

Menurut Ema, dampak dari darurat sampah yang sedang dihadapi Kota Bandung saat ini harus disikapi dengan kebiasaan baru yang permanen, yaitu pengolahan sampah dari skala terkecil.

Ema juga mengapresiasi sektor perbelanjaan dan perhotelan yang telah mengelola sampah secara mandiri.

“Contohnya kemarin menjadi tolok ukur, ada di Paris Van Java jadi sampah di sana lima ton selesai, kemudian di hotel Grand Tjokro semua sampah organik, anorganik dan residu juga selesai,” katanya.

Ia juga terus mendorong seluruh sektor di Kota Bandung, mulai dari perkantoran pemerintah, sekolah, TNI/Polri, kampus, pusat perbelanjaan, perhotelan, dan rumah-rumah warga untuk menerapkan pengolahan sampah mandiri.

"Sekarang sudah mulai bergerak tinggal kita melihat nanti di institusi sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, dan kampus secara keseluruhan pusat perbelanjaan toko-toko swalayan dan kita sudah bagi habis semua update sesuai dengan tupoksinya untuk melakukan pengawasan itu," katanya.

Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023