Semarang (ANTARA News) - Masih banyak perusahaan di Indonesia hingga kini belum berminat masuk pasar modal, padahal peluang meraih keuntungan dengan mencatatkan diri di pasar modal cukup besar. "Mereka memang punya alasan-alasan tertentu mengapa tidak bersedia masuk pasar modal modal," kata Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan Bursa Efek Jakarta (BEJ), Kiki Widyasari di Semarang, Kamis. Menurut dia, perusahaan yang masuk pasar modal memang dituntut melakukan transparansi, mau diteliti pajaknya beberapa tahun ke belakang, bersedia mambagi keuntungan, dan "test clearance". Alasan-alasan itulah yang hingga kini menyebabkan banyak perusahaan besar di Indonesia yang tidak bersedia masuk pasar modal, padahal di negara asing semua perusahaan besar hampir mencatatkan diri di pasar modal negaranya masing-masing. Ia mengakui perusahaan di Indonesia yang masuk pasar modal masih sedikit, yakni baru mencapai 336 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang industri, padahal jumlah perusahaan besar di Indonesia lebih dari itu. "Syarat minimal perusahaan yang masuk pasar modal total asetnya sekitar Rp5 miliar. Jika kita lihat banyak perusahaan besar di Indonesia yang total asetnya di atas itu tetap tak mau masuk pasar modal," katanya. Namun, ia optimis tahun-tahun mendatang perusahaan besar di Indonesia banyak mencacatkan diri di bursa saham, menyusul adanya fase baru perekonomian Indonesia yang menguntungkan. Fase baru perekonomian Indonesia mampu membuat politik/keamanan cukup stabil, makro ekonomi membaik, dan sistem pajak yang semakin terbuka, sehingga peran pasar modal masih berpeluang tumbuh. Ia mengatakan, perusahaan sebenarnya membutuhkan pasar modal, karena berfungsi menjadi sumber dana jangka panjang, alternatif, alat restrukturisasi modal perusahaan, dan alat melakukan divestasi. Kiki Widyasari mengatakan, manfaat pasar modal antara lain menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal, memberi wahana investasi kalangan investor, dan "leading indicator" bagi "trend" ekonomi negara. Bahkan, katanya, pasar modal mampu menciptakan lapangan kerja/profesi menarik, memberikan kesempatan memiliki perusahaan sehat, membina iklim keterbukaan bagu dunia usaha, dan memberikan akses kontrol sosial.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006