Jakarta (ANTARA News) - Pekerja anak di dunia, terutama bentuk-bentuk terburuknya, untuk pertama kalinya memperlihatkan penurunan, demikian laporan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), Kamis, dalam laporannya "Akhir dari Pekerja Anak: Dalam Jangkuan". Laporan ILO menyebutkan bahwa kecenderungan penuruan seperti itu dapat dipertahankan dan momentum global untuk menghapur pekerja anak berlanjut. Organisasi itu meyakini bahwa pekerja anak dapat sepenuhnya dihapuskan, terutama bentuk-bentuk terburuk dalam jangka waktu 10 tahun. "Penghapusan pekerja anak dalam jangkauan kita, kendati upaya menghapus pekerja anak masih menjadi tantangan. Kita harus berada di jalur yang benar. Kita dapat menghapus bentuk-bentuk terburuknya dalam satu dekade, tanpa melupakan tujuan utama yaitu menghapus segala bentuk pekerjaan untuk anak," ujar Juan Somavia, Dirjen ILO. Laporan terbaru itu menyebutkan bahwa angka pekerja anak di seluruh dunia menurun sebesar 11 persen antara tahun 2000 dan 2004, dari 246 juta ke 218 juta anak. Jumlah anak dan remaja berusia 5-17 tahun yang terjebak dalam jenis pekerjaan berbahaya berkurang tajam sebanyak 26 persen atau menurun 171 juta pada 2000 ke 126 juta juta pada 2004. Diantara pekerja anak dalam rentang usia yang lebih muda, 5-14 tahun, penurunan itu bahkan lebih drastis hingga 33 persen. Empat tahun lalu, ILO menerbitkan laporan global mendalam mengenai pekerja anak. Dengan menerapkan metodologi statistik, ILO menemukan adanya penurunan tajam dalam jumlah pekerja anak sejak saat itu. Laporan itu menemukan bahwa penurunan pekerja anak itu berjalan seiring dengan meningkatnya kemauan politik dan pemahaman, serta semakin konkritnya upaya yang dilakukan, terutama dalam hal pengentasan kemiskinan dan pendidikan massal yang pada gilirannya mengarah pada "gerakan dunia yang menentang pekerja anak". Melalui Program Internasional Penghapusan Pekerjaan untuk Anak (IPEC), ILO mendukung pembangunan kapasitas nasional untuk menyikapi masalah pekerja anak, serta menyediakan masukan-masukan dalam penyusunan kebijakan. Selanjutnya, melalui aksi langsung program itu selama lebih dari satu dekade mampu menjangkau lima juta anak. Prakarsa-prakarsa itu memainkan peran penting dalam menggalang aksi maupun mendemostrasikan bagaimana pekerja anak dapat dihapus. Di Asia dan Pasifik juga memperlihatkan penurunan yang signifikan dalam hal jumlah anak-anak yang aktif secara ekonomi. Namun, dengan menurunnya populasi anak, persentase anak yang bekerja pun otomatis berkurang. ILO memperkirakan bahwa kawasan itu masih memiliki jumlah pekerja anak terbesar untuk kelompok 5-14 tahun (sekitar 122 juta). Laporan itu menyebutkan Asia sebagai contoh utama tentang bagaimana komitmen politik dalam pengurangan kemiskinan dan perluasan pendidikan sangat berperan dalam penghapusan pekerja anak, tetapi diseluruh belahan dunia kemajuan yang terjadi tidak sama.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006