New York (ANTARA) - Elon Musk, CEO Twitter, meluncurkan jajak pendapat di platform media sosial pada Minggu yang berisi pertanyaan kepada para pengguna apakah dia harus mundur sebagai kepala perusahaan tersebut.

Musk juga menyatakan bahwa dia akan mematuhi hasil jajak pendapat.

Pada pukul 05.57 (waktu setempat), hampir 12 juta pengguna telah berpartisipasi dalam jajak pendapat tersebut, dengan 56,3 persen responden mendukung Musk untuk mengundurkan diri, dengan sisa waktu sekitar lima jam sebelum jajak pendapat ditutup pada Senin.

Miliarder itu tidak memberikan perincian kapan dia akan mundur jika hasil jajak pendapat mengatakan dia harus mundur. Sebagai balasan atas komentar salah satu pengguna Twitter tentang kemungkinan perubahan CEO, Musk hanya mengatakan "Tidak ada penerus".

Pada November, Musk mengatakan kepada pengadilan Delaware bahwa dia akan mengurangi waktunya di Twitter dan kemudian menemukan pemimpin baru untuk menjalankan perusahaan.

Jajak pendapat tersebut dilakukan setelah pembaruan kebijakan Twitter pada Minggu, yang melarang akun yang dibuat semata-mata untuk tujuan mempromosikan perusahaan media sosial lain dan konten yang berisi tautan atau nama pengguna untuk platform saingan.

Baca juga: Twitter akan hapus akun yang promosikan platform media sosial lain

Beberapa menit sebelum jajak pendapat itu, Musk meminta maaf dan membuat cuitan, "Nanti, akan ada pemungutan suara untuk perubahan kebijakan besar."

Beberapa jam kemudian, akun Twitter resmi memulai jajak pendapat terpisah yang menanyakan pengguna apakah platform tersebut harus memiliki kebijakan yang mencegah akun yang mengiklankan platform media sosial lainnya di Twitter.

Sementara itu mantan CEO Twitter Jack Dorsey, yang baru-baru ini berinvestasi di platform media sosial Nostr, membalas cuitan di Twitter, hanya dengan satu kata: "Mengapa?".

Dalam balasan ke unggahan pengguna lain tentang larangan promosi Nostr, Dorsey berkata, "tidak masuk akal".

Platform video pendek TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance Ltd asal China, tidak termasuk dalam daftar.

Pekan lalu, Twitter membubarkan Dewan Kepercayaan dan Keamanannya, sebuah kelompok sukarelawan yang dibentuk pada 2016 untuk memberi nasihat kepada platform media sosial tentang keputusan terhadap situs.

Perubahan kebijakan itu terjadi setelah adanya sejumlah tindakan kacau lainnya di Twitter sejak Musk, yang juga CEO Tesla, membeli jejaring sosial tersebut. Dia memecat manajemen puncak dan memberhentikan sekitar setengah dari tenaga kerjanya.

Musk pada Sabtu (17/12) mengaktifkan kembali akun Twitter beberapa jurnalis yang ditangguhkan selama sehari karena kontroversi penerbitan data publik tentang pesawat miliarder itu.

Keputusannya untuk mencabut penangguhan tersebut mengikuti hasil jajak pendapat Twitter yang dia keluarkan, di mana mayoritas responden memilih agar akun jurnalis segera dipulihkan.

Penangguhan awal akun tersebut dikritik keras oleh pejabat pemerintah, kelompok advokasi, dan beberapa organisasi jurnalisme, dengan beberapa orang mengatakan Twitter membahayakan kebebasan pers.

Sumber: Reuters

Baca juga: Elon Musk diam-diam cari sumber dana baru untuk Twitter

Baca juga: Twitter dikabarkan akan tambahkan jumlah karakter untuk mencuit

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022