Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah (Kementerian BUMN) akan mempertanyakan keabsahan transaksi jual beli saham semen Cemex sebesar 24,9 persen di PT Semen Gresik kepada Group Rajawali milik pengusaha Peter Sondakh. "Sesuai dengan CSPA (syarat dan kondisi jual beli--red) yang pernah ada antara pemerintah dengan Cemex, transaksi itu akan kita tanyakan," kata Deputi Meneg BUMN Bidang Pertambangan, Energi, Industri Strategis dan Telekomunikasi, Roes Aryawijaya, di Jakarta, Jumat. Hal itu diungkapkan Roes, menanggapi pemberitaan bahwa Grup Rajawali membeli saham Cemex SA di Semen Gresik senilai 337 juta dolar AS, setara Rp2,9 triliun. Konglomerasi Rajawali yang juga pemilik operator telekomunikasi PT Excelcomindo Pratama itu, membeli saham Semen Gresik seharga 2,28 dolar AS per lembar, atau sekitar Rp20 ribu per lembar. Menurut Roes, pihaknya masih mengkaji apakah transaksi itu melanggar perjanjian atau tidak, karena harus melihat dulu CSPA-nya. "Batal atau tidak kita, tunggu hasil kajian kuasa hukum yang sudah kita tunjuk. Besok, Sabtu (6/5) atau Senin (8/5) sudah hasilnya," kata Roes. Ia menjelaskan, sesuai CSPA pasal 11 butir 4 disebutkan, pihak yang mau menjual saham harus menanyakan terlebih dahulu pemegang saham lainnya (pemerintah --Kementerian BUMN). Artinya, diutarakan Roes, pihak Cemex harus menunggu dulu jawaban dari kuasa pemegang saham Semen Gresik. Sebelumnya, Cemex pernah menyampaikan surat kepada Meneg BUMN, untuk melepas sahamnya sebanyak 25,5 persen. Pemerintah memiliki pre-emptive right yaitu, hak utama melakukan penawaran apakah membeli kembali (buy back) saham Cemex atau tidak. Roes mengakui, jawaban menggunakan hak pre-emptive belum dikirim, karena masih berada di tangan Meneg BUMN Sugiharto. "Jadi keputusannya belum sampai kepada mereka. Ada dua opsi apakah kita membelinya atau tidak," ujar Roes. Menurutnya, pemerintah bukan tidak mengoptimalkan pengunaan haknya sebagai pembeli utama Cemex. "Sebenarnya draf keputusannya sudah ada di Menteri, tinggal menunggu keterangan resmi dari pemerintah saja," katanya. Sebelumnya pada beberapa kesempatan, Wapres Jusuf Kalla maupun Meneg BUMN, mengisyaratkan bahwa pemerintah tidak memiliki dana untuk membeli saham Cemex. Namun, diarahkan sebaiknya pembeli saham Cemex adalah investor lokal. Selain Grup Rajawali, produsen semen asal Perancis, Lafarge, juga pernah menyatakan minat kepada Kementerian BUMN akan mengambil alih saham Cemex.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006