Persoalan itu hanyalah kesalahpahaman masalah harga
Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pengelola Desa Wisata Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mulai berbenah setelah adanya keluhan wisatawan asing yang viral di media sosial, karena miskomunikasi terkait harga suvenir yang ditawarkan.

"Mulai saat ini penjual suvenir di Desa Wisata Sade ini rata-rata usia produktif, kalau yang tua kita tidak berikan berjualan," kata Pengelola Desa wisata Adat Sade, Ardinata Sanah di Praya, Rabu.

Ia meminta maaf kepada seluruh wisatawan domestik maupun asing yang telah menyebutkan pedagang di Desa Sade melakukan Scam (penipuan).

Namun, persoalan tersebut hanyalah miskomunikasi, tidak seperti yang dituduhkan mengingat warga Sade sangat terbuka kepada wisatawan.

Persoalan itu juga telah disampaikan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang jadi persoalan adalah harga kain tenun yang kecil dengan kain sarung yang besar.

Baca juga: Hasto berkunjung ke Desa Sade, NTB dan kenakan pakaian adat

Baca juga: Pohon cinta saksi bisu sejoli Sasak Desa Sade menjalin kasih


"Persoalan itu hanyalah kesalahpahaman masalah harga, padahal harga suvenir itu tergantung dari kualitas kain tenun yang ditawarkan," katanya.

Pihaknya juga berharap ada peningkatan sumber daya manusia kepada warga di Desa Sade, sehingga bisa meningkatkan pelayanan kepada wisatawan yang datang berkunjung. Banyak warga di Desa Sade memiliki keterbatasan SDM, sehingga warga tidak bisa berkomunikasi dengan baik kepada wisatawan yang datang.

"Terlebih untuk menghadapi karakter wisatawan atas nama Davud yang dengan sengaja begitu mencecar pertanyaan bagi warga yang tidak begitu mengerti bahasa tersebut," katanya.

Ia mengatakan, kunjungan wisatawan di rumah adat Sade saat ini masih tetap stabil atau tidak ada penurunan, meskipun scam dari wisatawan asing tersebut sempat viral di media sosial.

Dari data yang ada jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 200 hingga 300 orang per hari. Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan asing bisa mencapai 50 orang per hari.

"Kalau kunjungan saat ini tetap stabil atau normal. Tapi kami tetap berupaya meningkatkan pelayanan kepada wisatawan supaya merasa aman dan nyaman," katanya.

Untuk diketahui, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia akan memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada masyarakat di Desa Wisata Sade guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan.

Baca juga: Oleh-oleh melancong ke Dusun Sasak Sade

Baca juga: Singgah ke Desa Sade Lombok di sela gelaran MotoGP Mandalika

 

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022