Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta tetap akan mengintensifkan program edukasi pengolahan sampah organik dari dapur melalui program Laron Sarungan, meskipun fokus utama pengelolaan sampah pada 2023 akan diarahkan pada gerakan nol sampah anorganik.

“Kegiatan yang sudah berjalan sejak tahun lalu ini akan tetap dilakukan karena sifatnya adalah edukasi meskipun fokus penanganan sampah pada tahun depan adalah sampah anorganik,” kata Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Haryoko di Yogyakarta, Rabu.

Program Laron Sarungan atau laboratorium pengelolaan sampah rumah tangga perkotaan dapat diakses di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Nitikan 1 Yogyakarta.

Di lokasi tersebut sudah dicontohkan setidaknya lima jenis metode pengolahan sampah organik rumah tangga atau sampah dapur, di antaranya ember tumpuk, losida, biopori, takakura, dan pembuatan ecoenzyme hingga pengolahan sampah dengan memanfaatkan maggot.

Baca juga: Awasi gerakan nol sampah anorganik,Yogyakarta bentuk satgas

Baca juga: Tangani sampah pasar, Yogyakarta tambah tiga truk "compactor"


“Masyarakat bisa belajar metode-metode pengolahan sampah organik sehingga bisa mengolah sampah yang dihasilkan dari dapur agar tidak perlu dibuang ke TPA Piyungan,” katanya.

Haryoko mengatakan, sudah banyak kelompok masyarakat termasuk pelajar dan mahasiswa yang mengaksesnya, bahkan lebih banyak dari luar daerah termasuk dari beberapa kota di Pulau Sumatera.

“Ada juga permintaan dari salah satu SD di Yogyakarta untuk memberikan pelatihan secara rutin kepada siswa terkait pengolahan sampah organik,” katanya.

Program Laron Sarungan tersebut diharapkan dapat mendukung upaya Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan.

Sampah anorganik ditangani oleh bank sampah dan tidak lagi dibuang ke TPA Piyungan, sedangkan sampah organik diharapkan juga bisa ditangani di rumah tangga sehingga sampah yang dibuang ke TPA Piyungan adalah sampah residu.

“Sebenarnya, bank sampah di Yogyakarta juga sudah memiliki kemampuan untuk memberikan pelatihan atau edukasi pengolahan sampah organik dengan berbagai metode tadi. Tetapi jika masih kurang mantap, bisa datang ke TPST Nitikan 1 untuk belajar,” katanya.*

Baca juga: Yogyakarta dorong manajemen sampah pada penyelenggaraan acara

Baca juga: Yogyakarta kaji penyesuaian tarif retribusi sampah

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022