Total guru besar mencapai 83 orang dan tahun depan targetnya bisa mengukuhkan sekitar 20 guru besar baru
Surabaya (ANTARA) - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengukuhkan empat guru besar baru melalui Rapat Terbuka Senat Akademik Unesa di Kampus Unesa, Jawa Timur, Jumat.

Guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd., Guru Besar bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan; Prof. Nadi Suprapto, M.Pd., Ph.D., Guru Besar bidang Pendidikan Fisika; Prof. Dr. Mahanani Tri Asri, M.Si., Guru Besar Ilmu Mikrobiologi; dan Prof. Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si., bidang Ilmu Manajemen Karir.

"Dengan pengukuhan ini berarti tahun 2022 Unesa sudah mengukuhkan belasan guru besar," kata Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., usai prosesi pengukuhan di Surabaya, Jumat.

Nurhasan mengatakan hal ini merupakan buah dari kerja sama semua pihak dalam mendorong para doktor untuk meraih profesor lewat program percepatan guru besar. Pihaknya memfasilitasi para dosen dengan menyiapkan anggaran, tim pendamping dan perlakuan khusus.

"Total guru besar mencapai 83 orang dan tahun depan targetnya bisa mengukuhkan sekitar 20 guru besar baru. Harusnya, tahun ini masih ada lima orang, tetapi kemungkinan surat keputusannya turun dalam waktu dekat," ucap Cak Hasan, sapaan akrabnya.

Baca juga: Profesor Nurhasan kembali menjabat Rektor Unesa

Baca juga: UIN Datokarama gandeng Unesa kembangkan publikasi karya ilmiah


Menurut Cak Hasan, guru besar memiliki peran penting dalam kemajuan perguruan tinggi. Mereka merupakan ujung tombak inovasi.

Dia berharap keempat guru besar tersebut mampu mengambil peran penting dalam memajukan Unesa PTN-BH dan aktif dalam pembangunan nasional.

"Kendati memiliki jabatan akademik yang tinggi, guru besar harus terus berkarya dan menjadi produsen ilmu pengetahuan dan tauladan dalam kepribadian. Guru besar baru membawa spirit baru dalam melahirkan karya yang lebih berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara," kata dia.

Cak Hasan menegaskan gelar profesor bukan untuk gagah-gagahan, tetapi sebuah penanda bahwa pemegangnya adalah orang terhormat, terdidik, profesional yang berdedikasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara.

"Masyarakat luas menanti peran dan kontribusi Saudara, sebab di balik gelar profesor ada ilmu, perjuangan, kerja keras, dedikasi dan tanggung jawab moral untuk bangsa dan negara. Lebih penting lagi, ‘di balik gelar profesor ada kearifan," ujar dia.

Baca juga: Kasad ajak mahasiswa Unesa jadi garda depan penjaga nilai Pancasila

Baca juga: Unesa catat rekor MURI tanda tangani MoU dengan pemda terbanyak


Pewarta: Willi Irawan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022