Gereja ini berdiri pada tahun 1916, waktu itu masih ibadah-ibadah syukur sehingga pada tahun 1934 baru diresmikan
Purwakarta, Jawa Barat (ANTARA) - Majelis Penelitian dan Pengembangan Gereja Kristen Pasundan  Purwakarta, Jawa Barat, menyebutkan gereja itu merupakan gereja tertua di kabupaten itu yang dibangun sebelum Indonesia Merdeka.    

Perwakilan Majelis Litbang Gereja Kristen Pasundan Indra Riswanto mengatakan
Gereja Kristen Pasundan Purwakarta merupakan peninggalan zending Belanda pada masa lalu.

"Gereja ini berdiri pada tahun 1916, waktu itu masih ibadah-ibadah syukur sehingga pada tahun 1934 baru diresmikan. Jadi usia Gereja Kristen Pasundan Purwakarta sama dengan Sinode Gereja Kristen Pasundan yakni 88 tahun," ujar Indra saat ditemui di Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu.

Indra mengatakan di Jawa Barat terdapat sekitar 59 Gereja Kristen Pasundan, termasuk dengan pos - posnya seperti pos kebaktian. Gereja Kristen Pasundan bukan gereja suku, tetapi gereja yang ada di wilayah Jawa Barat.

"Memang dulu ketika zaman Belanda, para pendeta dan zending atau pekabar Injil datang dengan tiga misi yakni pendidikan, kesehatan dan pelayanan sehingga pada saat itu berdirilah gereja lama Gereja Kristen Pasundan Purwakarta yang sekarang digunakan untuk pendidikan. Makanya Gereja Kristen Pasundan Purwakarta ini ada gereja dan TK serta SD Kristen Pasundan," katanya.

Baca juga: Bupati Purwakarta pastikan kebaktian-misa Natal aman dan sesuai prokes

Baca juga: Polisi mulai sterilkan gereja-gereja


Dari peninggalan Belanda ini, lanjutnya, sudah ada Sinode Gereja Kristen Pasundan yang berkantor pusat di Bandung. Sekarang peninggalan zending Belanda ini diteruskan oleh bapak dan ibu pendeta yang saat ini dalam komunitas Sinode Gereja Kristen Pasundan di Bandung.

Dikutip dari laman resmi Gereja Kristen Pasundan Purwakarta, sejarah kehadiran jemaat GKP Purwakarta, berawal pada tahun 1916, Zendeling A. Vermer yang waktu itu berkedudukan di Batavia datang ke Purwakarta untuk membaptiskan beberapa anak keturunan Tionghoa di Sekolah Zending, yang lokasinya tepat berada di tempat gedung gereja yang sekarang.

Selanjutnya tanggal 25 Juli 1917 Nederland Zending Vereeninging (NZV) menempatkan A. Ardja sebagai guru ditempat ini.

Pada tahun 1920 NZV menugaskan Zendeling O. E. v. c. Brug dan Dr. Deke untuk mendirikan Rumah Sakit Zending, yang diresmikan pada 18 Oktober 1930 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yaitu A. C. v. d. Graf yang diberi nama Rumah Sakit Bayu Asih.

Tidak ada yang menduga bahwa melalui kehadiran sekolah dan rumah sakit di Purwakarta ternyata semakin memperluas ladang Pekabaran Injil NZV, sehingga pada 14 November 1934 gedung sekolah diresmikan menjadi gedung gereja dengan pendeta Maat Rikin.

Pada tahun 1941 Pendeta Maat Rikin pindah ke Jemaat Rehoboth Jatinegara, dan pelayanan di Purwakarta digantikan oleh Pendeta Josef Atje, yang pada 2 Januari 1973 memasuki masa emiritasi.

Pada tahun 1977 GKP Purwakarta memanggil seorang calon pendeta, yaitu Sutarno, S. Th. yang ditahbiskan pada tahun 1978 dan berakhir pada tahun 1980.

Gereja Kristen Pasundan Purwakarta saat itu melayani 2 pos kebaktian yaitu Pos Kebaktian Sadang dan Pos Kebaktian Jatiluhur. Pos Kebaktian Sadang berdiri menjadi jemaat yang dewasa, pada 20 Agustus 1981.

Baca juga: Pemkab Purwakarta jadikan Syekh Baing Yusuf sebagai nama jalan

Baca juga: Bupati Purwakarta gambarkan pentingnya sosok seorang ibu

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022