Jakarta (ANTARA) - Badai musim dingin dahsyat telah merenggut sedikitnya 23 nyawa di Amerika Serikat (AS) hingga Sabtu (24/12) malam waktu setempat, menurut NBC News.

Media tersebut melaporkan bahwa kasus-kasus kematian itu tercatat di negara bagian Oklahoma, Kentucky, Missouri, Tennessee, Wisconsin, Kansas, Nebraska, Ohio, New York, Colorado, dan Michigan.

Dari seluruh korban jiwa, empat di antaranya disebabkan oleh tabrakan beruntun yang melibatkan 46 kendaraan di Ohio Turnpike di dekat Sandusky, Ohio, pada Jumat (23/12) sore waktu setempat.

Gubernur Ohio Mike DeWine pada Sabtu mencuit bahwa tentara negara bagian "telah merespons kecelakaan mengerikan yang terjadi di jalan raya kami akhir pekan ini."

"Jika Anda harus bepergian, berkendaralah dengan perlahan, kencangkan sabuk pengaman, dan jaga jarak aman," kata DeWine memperingatkan. "Kami ingin Anda tiba di tempat tujuan dengan selamat."
 
   



Badan prakiraan cuaca di AS pada Sabtu mengatakan bahwa badai musim dingin terus berdampak terhadap Danau-Danau Besar di AS (Great Lakes), dengan angin kencang, suhu dingin, dan salju tebal, bahkan ketika pusat badai kini telah berada jauh di utara di atas Kanada timur.  Pemadaman listrik masih dialami ratusan ribu rumah dan tempat usaha di AS saat malam Natal.

Sebuah peristiwa badai salju "bersejarah" menyebabkan "kondisi perjalanan yang mustahil di wilayah Buffalo di Negara Bagian New York dan sekitarnya, menurut kantor Gubernur New York Kathy Hochul.

Area North County, Finger Lakes, dan New York Tengah seluruhnya dilanda angin kencang dengan kecepatan tertinggi yang mencapai lebih dari 96 km per jam selama badai tersebut.

Di New York Barat, kecepatan angin tertinggi mencapai 127 km per jam. Sementara wilayah Buffalo dan Watertown diperkirakan akan melihat tumpukan salju setebal 91 hingga 152 cm per Senin (26/12).
 
   Pemadaman listrik masih dialami ratusan ribu rumah dan tempat usaha di AS saat malam Natal


Lebih dari 3.300 penerbangan domestik, dari, atau menuju AS dibatalkan pada Sabtu, dengan sekitar 7.500 lainnya ditunda, menurut sebuah situs pelacakan penerbangan. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022