Moskow (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pihaknya membuka diri untuk berunding soal perang di Ukraina, tetapi Kiev sepertinya meragukan niat Moskow itu.

Putin menyalahkan Ukraina dan para pendukungnya di Barat atas kurangnya dialog, sebuah sikap yang menurut Amerika Serikat "dibuat-buat" karena serangan Rusia terus berlanjut.

"Kami siap berunding dengan siapa pun yang terlibat terkait solusi yang dapat diterima, tetapi itu terserah mereka - bukan kami yang menolak negosiasi, tetapi mereka," kata Putin kepada televisi pemerintah Rossiya 1 dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu.

Seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Putin harus kembali pada kenyataan dan mengakui bahwa Rusia tidak menginginkan perundingan.

"Rusia seorang diri menyerang Ukraina dan membunuh penduduk," kata Mykhailo Podolyak, penasihat Zelenskyy.

"Rusia tidak menginginkan negosiasi, tetapi berusaha menghindari tanggung jawab," katanya, menambahkan.

Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari telah memicu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan menjadi konfrontasi terbesar Moskow-Barat sejak Krisis Rudal Kuba pada 1962.

Sejauh ini belum jelas kapan perang tersebut akan berakhir.

Kremlin mengatakan mereka akan berjuang sampai semua tujuannya tercapai, sementara Kiev mengatakan mereka tidak akan berhenti sampai semua tentara Rusia keluar dari Ukraina.

Putin pernah mengatakan bahwa Rusia terbuka untuk negosiasi, tetapi negosiasi itu harus sesuai dengan persyaratan yang dia tetapkan, yaitu apabila Ukraina memenuhi tuntutan Moskow dan mengakui pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia.

Kiev, yang didukung oleh Barat, menegaskan bahwa persyaratan semacam itu tidak dapat diterima.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Pada Oktober, ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyuarakan keterbukaan Rusia untuk berunding, juru bicara Deplu AS Ned Price menyampaikan pesan dalam jumpa pers.

"Kami melihat ini sebagai sikap yang dibuat-buat. Kami tidak melihatnya sebagai tawaran yang konstruktif dan valid untuk terlibat dalam dialog, dan diplomasi yang mutlak diperlukan untuk mengakhiri perang agresi yang brutal ini."

"Tidak ada pilihan lain"

Serangan Rusia terhadap fasilitas energi di Ukraina telah menyebabkan jutaan orang hidup tanpa listrik dan Zelenskyy mengatakan Moskow akan membuat hari-hari terakhir 2022 gelap dan sulit.

"Rusia telah kehilangan segalanya tahun ini... Saya tahu kegelapan tidak akan mencegah kami untuk mengalahkan penjajah. Tetapi kami harus siap dengan skenario apa pun," katanya dalam sebuah pidato rutin lewat video.

Staf umum militer Ukraina mengatakan masih ada ancaman serangan udara dan rudal terhadap infrastruktur-infrastruktur penting di seluruh negara itu.

Pasukan Rusia telah menyerang puluhan kota dan posisi di sepanjang garis depan pertempuran, kata mereka di Facebook.

Seraya merujuk pada serangan di Kota Kherson pada Sabtu, yang menurut pejabat menewaskan sedikitnya 10 orang, Zelenskyy mengatakan, "Kami akan memburu setiap pembunuh Rusia."

Putin menuding Barat berusaha memecah belah Rusia.

"Saya percaya kami bertindak ke arah yang benar, kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Dan kami tidak memiliki pilihan lain selain melindungi warga negara kami," kata Putin.

Saat ditanya apakah konflik geopolitik dengan Barat mendekati tingkat berbahaya, Putin mengatakan: "Menurut saya, tidak terlalu berbahaya."

Kiev dan Barat mengatakan Putin tidak memiliki pembenaran atas invasi yang mereka sebut sebagai "perang pendudukan bergaya kekaisaran".

Sumber: Reuters

Baca juga: Menlu Rusia: Tahun 2022 tunjukkan "siapa yang tak bisa dipercaya"
Baca juga: Tiga tentara Rusia tewas tertimpa drone Ukraina yang ditembak jatuh
Baca juga: Rusia sebut AS terlibat dalam penelitian biologi militer di Ukraina

 

Penerjemah: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022